Bahasa Melayu Makassar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 48:
*'''Partikel JI''', biasa di tulis "JIE" maknanya kurang lebih sama dengan hanya,contohnya pada kalimat “satuji saya bawa” yang artinya kurang lebih “saya hanya bawa satu” (perhatikan tatanan penempatan kalimat yang agak berantakan). Tapi kadang-kadang partikel ini juga bermakna menegaskan, misalnya pada kalimat ” besarji rumahnya ” yang artinya sama dengan ” rumah besar kok..”,
*
** contoh : sudah joko makan? = Apakah kau sudah makan?
* Sama halnya dengan imbuhan “Mi” di atas, versi sopan(halus) “ji” + “ki’ ” = “jiki’
** “Contoh : sudah jiki’ makan? = Apakah Anda sudah makan?
===Partikel Ki===
Baris 81 ⟶ 79:
===Kodong===
*'''Kodong''' bisa digambarkan dengan ekspresi kesedihan atau kekecewaan yang berarti kasihan.
** Contoh "Hilang pulpen ku'
===Bede'===
Baris 88 ⟶ 86:
===Mami===
*'''Mami''' sama dengan "Saja". Kata "Mami" bisa di persingkat menjadi "
** Contoh : sisa sedikit '''mami''' itu, yang berarti : sisa sedikit saja itu.. : Contoh ke 2 (mami disingkat mi) : Sisa sedikit '''mi''' itu. yang artinya : sisa sedikit saja itu. Contoh ke 3 : sisa sedikit '''mami mi''' itu, yang artinya : sisa sedikit saja itu.
=== Dule / Dulue ===
* Dule atau Dulue adalah kata untuk memohon / meminta sesuatu, biasanya di gunakan kepada orang yang sangat akrab.
** Contoh : Belikan dulue saya cemilan ka, Artinya : Mohon, belikan saya cemilan itu
=== Lalo ===
* Lalo adalah kata lain dari saja. Kata lalo lebih cocok di gunakan unuk merujuk ke kata benda
** Contoh : Itu lalo mi yang di pake : Pakai saja lah itu
** Contoh 2 :
=== Do' ===
Do' berasal dari bodo' / Bodoh, ini di gunakan kepada sahabat gurau, atau teman dekat yang humoris. Kata ini tidak boleh di gunakan di depan orang yang lebih tua dan baru kita kenal. karena mempunyai 3 arti yaitu Lah, Saja, dan Bodoh
* Contoh : Itu mo do' supaya nda menyesalko = Itu saja lah, agar kamu tidak menyesal▼
=== Kata Saja Dalam Bahasa Melayu Makassar ===
▲Contoh : Itu mo do' supaya nda menyesalko = Itu saja lah, agar kamu tidak menyesal
Meskipun kata saja dalam Aksen makassar ada banyak bentuk, tetapi mempunyai cara dan penggunaan masing masing.
* Lalo, di gunakan untuk kata "Menggunakan"
* Do' di gunakan untuk suatu sikap dan perilaku.
* Mo digunakan untuk mengajak sesuatu.
Ketiga kata kersebut hanya boleh di gunakan ke kerabat atau sahabat dekat saja, karena dapat di kategorikan kurang sopan kepada orang yang lebih tua.
=== Anu ===
Baris 119 ⟶ 116:
=== Bati Bati'i ===
Bati-bati'i dalam aksen ini berarti di pedulikan, memedulikan, di hiraukan, mengacuhkan. Jika kata ini berada di akhir kalimat maka akan menjadi Bati-bati'i yang artinya di peduli peduli itu (disana).
=== Kata Larang dan penolakan ===
Baris 131 ⟶ 128:
# Tidak = Bahasa Indonesia
==Okkots==
Pemakaian kata ‘Okkots’ sebenarnya merupakan penyimpangan berbahasa, baik dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan. Okkots sendiri berarti salah ucap atau salah bahasa yang maknanya salah pengucapan dalam bahasa Indonesia karena tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan dan tidak tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Okkots bisa berarti menambahkan, mengurangi atau mengubah konsonan di ujung sebuah kata. Bentuk okkots yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah Okkots “N” & “NG”. Jadi, kata yang berakhir huruf “N” bissa menjadi “NG” begitu pula sebaliknya, kata yang berakhir huruf
Kata ‘Okkots’ itu kebanyakan dipopulerkan siswa dan mahasiswa Makassar yang belajar dan kuliah di luar Sulsel serta pengaruh komunikasi pergaulan mereka yang berasal dari berbagai kabupaten di Sulsel kemudian bertemu dalam komunikasi yang lebih elitis di Makassar. Bahasa ‘Okkots’ sama halnya dengan sebutan ‘ma’logat’ atau melupakan bahasa ibu-nya setelah hidup sekian lama di negeri orang, Cuma bedanya ‘Ma’logat’ merupakan cibiran atau sindiran terhadap orang yang melupakan asal usulnya, termasuk bahasa etnisnya. Hal ini berbeda dengan pemakaian bahasa ‘Okkots’ yang menurut saya merupakan ‘jalan damai’ dialek dalam Bahasa etnis (Bahasa Makassar) terhadap Bahasa nasional (Bahasa Indonesia).
===Sejarah Okkots===
Dalam bahasa Bugis Makassar sehari-hari, kita tidak mengenal adanya akhiran N di ujung sebuah kata, umumnya kata dalam Bahasa Bugis dan Makassar diakhiri dengan
Contoh:
|