Pada tahun [[20111855]] Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai ''[[pranata mangsa]]'', dikodifikasikan oleh Sunan [[Pakubuwana VII]]<ref>Tanojo R. 1962. Primbon Djawa (Sabda Pandita Ratu). TB Pelajar. Surakarta. pp 36–45</ref> atau penggunaannya ditetapkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah digunakan pada zaman pra-Islam. Lalu oleh, beliauhanya tanggalnyasaja disesuaikan dengan penanggalan tarikh [[kalender Gregorian]] yang juga merupakan kalender surya., dan meninggalkan tarikh Hindu; Tetapiakibatnya lamaumur setiap ''mangsa'' berbeda-beda.