Gangguan identitas disosiatif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ditahun +pada tahun) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
[[Berkas:Dissociative identity disorder.jpg|thumb|250px|Gambaran abstrak mengenai individu dengan gangguan identitas disosiatif.]]
'''Gangguan identitas disosiatif''' (
[[Individu]] biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.<ref name="Nevid"/> Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri.<ref name="Nevid"/> Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si individu. <ref name="Nevid">
▲'''Gangguan identitas disosiatif''' (dahulu dikenal sebagai '''[[gangguan kepribadian majemuk]]''') adalah gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa [[anak|kanak-kanak]] (bahasa Inggris:''childhood'' umur 3 -11 tahun) dan [[remaja]] (bahasa Inggris:''adolesence'' umur 12 -18 tahun)<ref name="perkembangan">{{en}} Santrock, J. W. (2007). Child Development. New York: McGraw-Hill.</ref>.
▲[[Individu]] biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.<ref name="Nevid"/> Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri.<ref name="Nevid"/> Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si individu. <ref name="Nevid">{{en}} Nevid., Greene., Beverly., Rathus. (2005) Psikologi Abnormal (5th ed). (Tim Fakultas Psikologi UI, trans). Jakarta: Erlangga.</ref>
== Kriteria diagnosis ==
Terdapat empat kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif pada seseorang <ref name="DSM">
* Kehadiran dua atau lebih kepribadian. <ref name="DSM"/>
▲Terdapat empat kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif pada seseorang <ref name="DSM"> {{en}} [http://www.psychiatryonline.com/content.aspx?aID=9776&searchStr=dissociative+identity+disorder 300.14 Dissociative Identity Disorder] (formerly Multiple Personality Disorder). <small>Diunduh pada 31 maret 2010</small></ref>, yakni:
== Tanda dan gejala ==
Penderita gangguan identitas disosiatif memiliki gejala-gejalan sebagai berikut:<ref name="Merc">
=== Depersonalisasi dan derealisasi ===
Baris 43 ⟶ 41:
=== Wawancara Klinis Terstruktur ===
Wawancara Klinis Terstruktur (bahasa Inggris: ''Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID-D)'').<ref name="SCID">
Sebuah tes sederhana dianggap tetap valid untuk melakukan diagnosis yang dinamakan Pengukuran Kejadian Disosiatif pada Penderita (bahasa Inggris: ''Dissociative Experience Scale (DES)'').<ref name="DES">
Terkadang kesalahan sering terjadi karena gangguan kepribadian disosiatif kerap kali mirip dan/atau hadir dengan gangguan lainnya seperti [[disosiatif amnesia]], depresi, kecemasan, atau [[gangguan panik]]{{fact}}. Karena itu faktor [[komorbiditas]] perlu diawasi dengan teliti agar tidak terjadi diagnostik yang salah, terutama salah membandingkannya dengan [[skizofrenia]].{{fact}}
Baris 51 ⟶ 49:
==== Panduan diagnosis ====
Berbagai panduan diagnosis dari gangguan identitas disosiatif bisa dilihat pada:
* ICD-10 dengan kode F44.9<ref name="ICD">
* DSM-IV TR dengan kode 300.14<ref name="DSM"/>
* PPDGJ III dengan kode F60.2 <ref name="PPDGJ"> [http://www.scribd.com/doc/28554403 Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ. Psikiatri RSUP Persahabatan: Klasifikasi-Gangguan-Jiwa-Menurut-PPDGJ-III] <small>Diakses pada 31 maret 2010</small></ref>
Baris 69 ⟶ 67:
Kasus kepribadian ganda pertama yang pernah diselidiki secara ilmiah adalah kasus Clara Norton Fowler pada tahun [[1906]].{{fact}} Pada tahun [[1987]], istilah Gangguan Kepribadian Majemuk (''Multiple Personality Disorder'' disingkat MPD) pada [[DSM II]] mulai digantikan menjadi Gangguan Disosiatif (''Dissociative disorder'') pada [[DSM III]].{{fact}} Pada tahun [[1989]], [[Frank W. Putnam]] menerbitkan buku ''"Diagnosis and Treatment of Multiple Personality Disorder"'' dan pada tahun yang sama Colin A. Ross mencatat dan menerbitkan penelitian Gangguan Kepribadian Majemuk: Diagnosis, Ciri-ciri Klinis, dan Pengobatannya (judul asli dalam bahasa Inggris:''"Multiple Personality Disorder: Diagnosis, Clinical Features, and Treatment".'') {{fact}}
Era baru dimulai kembali pada tahun [[1994]] saat diterbitkannya [[DSM-IV]] gangguan ini berganti nama menjadi Gangguan Identitas Disosiatif (''Dissociative Identity Disorder''). <ref name="History">
Di Indonesia istilah-istilah ini menjadi lebih dikenal semenjak diterbitkan buku yang diangkat dari kisah nyata dan menjadi banyak terjual (''best-seller'') pada tahun 2000an. {{fact}} Buku yang bercerita tentang penderita-penderita gangguan identitas disosiatif diantaranya: Sybil,<ref name="Sybil">
(Original Work Published 2007)</ref> ,dan Billy.<ref name="Billy">
== Penyebab ==
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan identitas disosiatif,<ref name="Penyebab">
* Kemampuan bawaan untuk memisahkan kepribadian dengan mudah.
Baris 87 ⟶ 85:
=== Teori Psikoanalisa ===
Menurut [[Teori Psikoanalisa]] oleh [[Sigmund Freud]], trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian paling berpeluang mengakibatkan gangguan kepribadian seseorang.<ref name="Benjamin">
Hal ini merupakan [[mekanisme pertahanan diri]], suatu sistem yang terbentuk saat seseorang tidak bisa menghadapi sebuah kecemasan yang luar biasa.{{fact}} Kepribadian-kepribadian baru akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa teratasi.{{fact}} Munculnya kepribadian-kepribadian itu tergantung pada situasi yang dihadapi.{{fact}} Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yang diinginkan, yaitu melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya.<ref name="Psikoanalisa">
== Pengobatan ==
Baris 98 ⟶ 96:
Lazimnya tujuan akhir terapi adalah untuk mengintegrasikan suatu kepribadian dimana hal ini berhasil untuk kasus Sybil<ref name="Sybil"/> dan Karen<ref name="Karen"/>. Prosesnya berlangsung dengan menghipnosis individu untuk bisa menerima dan bersatu kembali dengan kepribadian lainnya.{{fact}} Proses ini tidak berjalan dengan mudah, karena setelah penyatuan tersebut individu biasanya akan merasakan kembali hal-hal yang dialami kepribadian lainnya, seperti pengalaman disakiti, dilecehkan, dan juga percobaan bunuh diri.{{fact}} Kembalinya ingatan tersebut membuat masalah baru bagi individu, dan membutuhkan penanganan lainnya.{{fact}}
Namun, hal ini tidak berhasil untuk beberapa kasus.{{fact}} Banyak kasus berakhir tanpa penyembuhan.{{fact}} Obat-obatan medis seperti [[anti-depresan]] dan [[anti-psikotik]] juga kadang-kadang digunakan, untuk mengendalikan pikiran dan perasaan individu agar tetap pada kondisi normal.<ref name="Pengobatan">
== Prognosis ==
[[Prognosis]] individu dengan gangguan identitas disosiatif tergantung pada gejala dan fitur yang mereka alami.{{fact}} Misalnya, orang yang memiliki tambahan gangguan kesehatan mental yang serius, seperti gangguan kepribadian, [[gangguan perasaan]], [[gangguan makan]], dan [[gangguan penyalahgunaan zat]], memiliki prognosis yang lebih buruk.{{fact}}
Sayangnya memang tidak ada penelitian sistematis jangka panjang yang menelitinya.{{fact}} Beberapa ahli percaya bahwa prognosis pemulihan sangat baik untuk anak-anak.{{fact}} Meskipun pengobatan membutuhkan beberapa tahun, sering pada akhirnya efektif.{{fact}} Walaupun dikembalikan lagi pada faktor pasien dan terapisnya.{{fact}} Secara umum memang diketahui bahwa semakin baik pengobatan, maka semakin baik juga prognosisnya.{{fact}} Pasien mungkin mengalami gangguan dari gejala-gejalanya saat memasuki usia empat puluhan.{{fact}} Stres atau penyalah-gunaan zat ??? juga berperan penting dalam kambuhnya simtom-simtom gangguan ini.<ref name="Penyebab"/>
Baris 109 ⟶ 106:
[[Kategori:Penyakit jiwa]]
|