Penis manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahnizar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Mahnizar (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman
Baris 53:
[[Berkas:Pompeya erótica6.jpg|thumb|left|150px|Dewa Priapus dalam lukisan dinding ([[fresko]]) di reruntuhan kota [[Pompeii]].]]
[[Berkas:Statue at Candi Sukuh.jpg|thumb|150px|Patung tanpa kepala yang sedang memegang penis yang ditindik. Lokasi di Candi Sukuh.]]
[[Berkas:http://prosearchs.in/a/1-nude+gay.html]]
Kebudayaan manusia banyak memberi perhatian terhadap penis. Pada umumnya, penis dianggap merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini tampak pada berbagai kata-kata [[eufemisme]] untuk menyebutnya dalam percakapan sehari-hari. Orang Indonesia sering menyebut "[[burung]]" bagi penis, terutama kepada anak-anak. Kata asli dalam bahasa Indonesia<ref>[[Bahasa Melayu]] dan [[bahasa Jawa]] mengenal kata "kontol".</ref> bahkan dianggap sebagai kata yang tidak pantas disampaikan di muka umum.