Disleksia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Achmad waisy (bicara | kontrib)
Achmad waisy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
 
'''Disleksia''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: '''''dyslexia''''') adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis anak. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7-8 tahun. Ada kesulitan-kesulitan lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan Disleksia. [[Berkas:Dyslexic_words.jpg|jmpl|10 Variasi kata ''"Teapot"'' yang ditulis para penderita Disleksia.]]
 
Beberapa melihat Disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif penderita Disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.
Baris 38:
 
Meskipun demikian, perlu sebuah kesadaran bahwa para penderita disleksia bukanlah keterbelakangan mental. Ini lebih kepada keterlambatan dalam proses belajar membaca dan bertutur. Mereka bukan malah dijauhi maupun dikucilkan, akan tetapi mereka adalah anak-anak yang mempunyai bakat tersendiri. Pengarahan serta pengajaran yang tepat akan membuahkan hasil. Kepedulian menjadi kunci dari keberhasilan belajar anak penderita disleksia. Setiap anak itu unik, memiliki bakat tersendiri. Anak penderita disleksia bukanlah anak yang idiot, malas belajar, atau tidak mau belajar. Akan tetapi memang mereka mengalami kesulitan dalam belajarnya. Karena pemahaman setiap anak tidaklah sama. Tolak ukurnya tidak dapat dilihat dari perbandingan. Orang tua dan guru menjadi pemeran utama dalam mendidik anak penderita disleksia. Mereka bukan untuk dijauhi tapi untuk didekati.
 
== Wacana ==
''Berikut ringkasan artikel mengenai Disleksia, '''Koran Jawa Pos''' hari ''Jumat'', ''tanggal 17 Oktober 2014'''', Gunawan Susanto, Jakarta.
 
'''Jalani Terapi Disleksia, Aqilurahman Ikut Bantu Para Pengusaha UKM.'''
 
Disleksia bukan menjadi halangan bagi Aqil, sapaan akrab dari Aqilurahman untuk berkarya. Berkat ketekunannya menjalani masa terapi, bocah 10 tahun ini kini menghasilkan banyak karya yang bisa membantu para pengusaha kecil dan menengah. Dari luar, sekilas tidak tampak keanehan yang terjadi dalam diri Aqil, terlihat dari gaya bicara yang ceplas ceplos dan ceria. Padahal, Aqil sedang mengalami gangguan dalam perkembangan baca-tulis, dikenal sebagai disleksia. Hal inilah yang membuat Aqil harus menjalani terapi khusus. Salah satu terapinya yaitu mengammbar pola atau ''pattern''. Tanpa diduga terapi yang dijalankan Aqil selain memberi manfaatnya untuk dirinya juga membawa manfaat untuk orang lain. Ya, lukisan-lukisan Aqil yang berbentuk gambar-gambar berpola itu diaplikasikan sebagai produk usaha kecil dan menengah (UKM).
 
Ada hal menarik lainnya, yakni kebanyakan gambar yang dibuat Aqil tidak berwarna alias hitam-putih dengan aneka bentuk yang menarik. Gambar-gambar itu berbentuk partisi (sekat), pesawat luar angkasa, sampai Menara Eiffel. Ada juga gambar gelas, helm, dan tas. Kesemuanya menjadi produk yang menarik bagi UKM untuk media publikasi produk mereka. Ibu Amalia, ibu dari Aqil menjelaskan bahwa bakat menggambar Aqil tergali secara tidak sengaja. Awalnya, Aqil harus menggambar sebagai bagian dari terapi penderita disleksia. Terapi yang wajib dijalan Aqil selain menggambar pola bentuk yang berulang (pattern), juga diwajibkan menjalani ''hiking''. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dan merangsang otak. Setiap hari minimal satu jam, Aqil menjalani terapi ini. Biasanya sambil menunggu ibunda pulang kerja, Aqil memanfaatkan waktu luang itu untuk menggambar. Karena bagi Aqil begitu ibunda pulang kerja dan melihatnya sedang menggambar, ibundanya seperti supporter bola. Mendukungnya dengan sangat semangat. Sang Ibunda, berusaha berbagai cara agar sang buah hati tidak pernah bosan menggambar dengan pola yang sama/berulang. Beliau selalu mendukung anaknya untuk menyelesaikan menggambar dalam satu media.
 
Sedangkan, permulaan publikasi gambar Aqil untuk UKM berawal dari pertemuan keluarga. Secara tidak sengaja, saudara ibunya menyukai gambar-gambar Aqil dan berminat untuk menampilkannya sebagai produk iklan. Darisinilah kemudian Aqil mulai dikenal. Semangat Aqil semakin bertambah saat karyanya ikut dipamerkan dalam acara Jakarta Do art. Sang ibunda, tidak menyangka sama sekali akan terjadi seperti ini. Hebatnya, gambar-gambar Aqil yang diminta oleh beberapa UKM tidak dikenakan biaya sepeserpun. Namun, ada kalanya beberapa UKM memberikan uang jajan kepada Aqil. Memanfaatkan karya-karya Aqil sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi ibundanya.
 
Pada usia menginjak 7 tahun, secara akademis Aqil sebenarnya sudah bisa membaca dan menulis, meski sedikit-sedikit. Tapi dia tidak bisa
 
== Referensi ==