Disleksia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Achmad waisy (bicara | kontrib)
Achmad waisy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
 
Meskipun demikian, perlu sebuah kesadaran bahwa para penderita disleksia bukanlah keterbelakangan mental. Ini lebih kepada keterlambatan dalam proses belajar membaca dan bertutur. Mereka bukan malah dijauhi maupun dikucilkan, akan tetapi mereka adalah anak-anak yang mempunyai bakat tersendiri. Pengarahan serta pengajaran yang tepat akan membuahkan hasil. Kepedulian menjadi kunci dari keberhasilan belajar anak penderita disleksia. Setiap anak itu unik, memiliki bakat tersendiri. Anak penderita disleksia bukanlah anak yang idiot, malas belajar, atau tidak mau belajar. Akan tetapi memang mereka mengalami kesulitan dalam belajarnya. Karena setiap pemahaman setiap anak tidaklah sama. Tolak ukurnya tidak dapat dilihat dari perbandingan. Orang tua dan guru menjadi pemeran utama dalam mendidik anak penderita disleksia. Mereka bukan untuk dijauhi tapi untuk didekati.
 
==Pranata luar==
# Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). [[http://idai.or.id/public-articles/klinik/keluhan-anak/kesulitan-belajar.html]]
# Disleksia. [[http://disleksia.wordpress.com]]
# Health Kompas. 2010. ''Apa itu Disleksia?''. [[http://health.kompas.com/read/2010/08/03/09255726/Apa.Itu.Disleksia]]
# Parents Indonesia. ''Parents Indonesia''. ''Mendeteksi Disleksia pada anak''. [[http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=857]]
# Merdeka.com. ''Disleksia, Penyebab dan Gejalanya''. [[http://www.merdeka.com/sehat/disleksia-penyebab-dan-gejalanya.html]]
 
== Referensi ==