Sedyatmo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
Pendidikan dasar dilaluinya di [[HIS]] Solo (1916-1923), dilanjutkan ke [[MULO]] Solo (1923-1927), dan [[AMS]] B di Yogyakarta (1927-1930). Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' (THS) (sekarang [[ITB]]) [[Kota Bandung|Bandung]] (1930-1934). Selesai dari [[THS]] pada [[1934]] dengan masa studi tepat empat tahun, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "[[Konstruksi Cakar Ayam]]" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan [[apron]] Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, [[Kota Surabaya|Surabaya]], landasan [[bandara Polonia]], [[Kota Medan|Medan]], dan landasan [[bandara Soekarno-Hatta]], [[Jakarta]]. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.
 
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk ''vak Waterkracht'' (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung]] (kemudian menjadi [[ITB]]). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil [[ITB]] setelah Prof. Ir. [[Roosseno]].
 
[[Berkas:1974 03 02 Sedijatmo doktor honoris causa ITB.jpg|jmpl|ka|Prof. Dr.(HC) Ir. Sedijatmo menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan Teknik Pada Hari Lustrum [[Institut Teknologi Bandung]] pada tanggal 2 Maret 1974 di Bandung. Dari kiri ke kanan: Rektor ITB Prof Dr. [[Doddy Achdiat Tisna Amidjaja]], Ibu Supeni Sedijatmo, SH, Prof. Ir. [[Soetedjo]] selaku promotor, Prof. Dr.(HC) Ir. [[Sedijatmo]], dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr. [[Syarief Thayeb]].]]