Mundinglaya Dikusumah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Mundinglaya Dikusumah adalah cerita rakyat dari masyarakat [[Sunda]]. Cerita rakyat tersebut menceritakan kehidupan seorang pangeran yang kemudian diangkat menjadi raja saat [[Prabu Silihwangi]] memerintah kerajaan tersebut. [[Kerajaan Sunda]] sendiri sering disebut oleh orang [[Sunda]] sebagai [[Pajajaran]] (nama ibukota kerajaan) setelah Cirebon dan Banten memisahkan diri dari kerajaan tersebut.
 
Cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut:<br /><br />
==Sumber==
Cerita rakyat ini berasal dari tradisi lisan orang Sunda yang disebut [[pantun story]], yang kemudian ditulis dalam bentuk buku oleh para penulis Sunda baik dalam [[Bahasa Sunda]] maupun [[Bahasa Indonesian]].
 
 
CeritaRangkuman dari cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut:<br /><br />
 
Prabu Silihwangi memiliki dua orang istri yaitu Nyimas Tejamantri dan Nyimas Padmawati yang menjadi permaisuri. Dari Nyimas Tejamantri, Prabu Silihwangi mendapat seorang anak yaitu pangeran Guru Gantangan. Sedangkan dari permaisuri Nyimas Padmawati, raja memperoleh anak yang diberi nama Mundinglaya. Beda umur antara pangeran Guru Gantangan dan pangeran Mundinglaya sangat jauh. Saat pangeran Guru Gantangan ditunjuk jadi bupati di Kutabarang dan sudah menikah, Mundinglaya masih anak-anak.<br /><br />