Chairun Nissa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sabilulungan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
Debut ini disusul sejumlah karya lainnya, seperti film [[Payung Hitam]] (Black Umbrella) yang diputar di ''Salaya Bangkok Film Festival'', [[Thailand]], dan di ''Flying Broom International Women's Festival'', [[Turki]]. <ref name="Payung Hitam">http://hot.detik.com/read/2013/12/11/143728/2438932/1059/1/indonesia-tempat-harta-karun-membuat-film-dokumenter</ref>; juga film [[Chocolate Comedy]] yang diputar pada ajang ''International Documentary Film Festival Amsterdam'',di [[Belanda]].
 
Dalam film-filmnya, ia kerap mengangkat berbagai persoalan sosial, seperti tema korupsi dalam film [[Kita Versus Korupsi]], [[Nol Rupiah]], dan [[Cerita Kami]] yang terangkum dalam [[Film BPK]]; serta tema penggusuran lahan di tepi pantai dalam film [[Purnama di Pesisir]].
 
Tahun 2013 ia menerima beasiswa ''John Darling Fellowship'' sehingga berkesempatan belajar antropologi visual di [[Australian National University]]. <ref name="beasiswa John Darling">http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/12/1715022/Dua.Sutradara.Dapat.Beasiswa.ke.Australia kompas.com]</ref> John Darling Fellowship didirikan oleh Sara Darling sebagai kenangan atas suaminya, John Darling, pembuat film dokumenter Australia yang mempersembahkan sebagian besar masa karirnya untuk Indonesia. <ref name="beasiswa John Darling">http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM13_026.html]</ref>