Sangkuni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k ←Suntingan 36.74.74.100 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 202.67.40.4 |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image =
| Caption = Sangkuni menghasut [[Duryodana]] (kanan). Ilustrasi dari ''Mahabharata – Volume: 1'', oleh Ramanarayanadatta Astri. Penerbit Gorakhpur Geeta Press.
| Caption = Sangkuni dalam budaya pewayangan Jawa▼
| Nama = Sangkuni
| Devanagari = शकुनि
| Ejaan_Sanskerta =
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Asal = [[Kerajaan Gandhara]]
| Senjata =
| Kasta = kesatria
| Nama_lain = Sakuni, Suwalaputra, Sengkuni, Sangkuning, Suman, Trigantalpati▼
| Ayah = Subala
| Ibu = Sudarma
| Anak = Uluka, Wrekasura
}}
'''Sangkuni''', atau yang dalam ejaan [[Sanskerta]] disebut '''Shakuni'''
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Sangkuni sering dieja dengan nama '''Sengkuni'''.
== Pangeran Gandhara ==
▲== Asal-Usul Versi ''Mahabharata'' ==
[[Berkas:Sangkuni-kl.jpg|left|thumb|Sangkuni dalam budaya pewayangan Jawa.]]
Dalam [[wayang|pewayangan]], terutama di [[Jawa]], Sengkuni bukan kakak dari Dewi [[Gandari]], melainkan adiknya. Sementara itu Gandara versi pewayangan bukan nama sebuah kerajaan, melainkan nama kakak tertua mereka. Sengkuni sendiri dikisahkan memiliki nama asli Harya Suman. Pada mulanya raja [[Kerajaan Gandhara|kerajaan Plasajenar]] bernama Suwala. Setelah meninggal, ia digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Gandara. Pada suatu hari Gandara ditemani kedua adiknya, yaitu Gandari dan Suman, berangkat menuju [[Kerajaan Mathura|Kerajaan Mandura]] untuk mengikuti sayembara memperebutkan Dewi [[Kunti]], putri negeri tersebut. Dalam perjalanan, rombongan Gandara berpapasan dengan [[Pandu]] yang sedang dalam perjalanan pulang menuju [[Kerajaan Hastina]] setelah memenangkan sayembara Kunti. Pertempuran pun terjadi. Gandara akhirnya tewas di tangan Pandu. Pandu kemudian membawa serta Gandari dan Suman menuju Hastina. Sesampainya di Hastina, Gandari diminta oleh kakak Pandu yang bernama [[Drestarastra]] untuk dijadikan istri. Gandari sangat marah karena ia sebenarnya ingin menjadi istri Pandu. Suman pun berjanji akan selalu membantu kakaknya itu melampiaskan sakit hatinya. Ia bertekad akan menciptakan permusuhan di antara para [[Korawa]], anak-anak Drestarastra, melawan para [[Pandawa]], anak-anak Pandu.
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Harya Suman berwajah tampan. Ia mulai menggunakan nama Sengkuni semenjak wujudnya berubah menjadi buruk akibat dihajar oleh Patih [[Gandamana]]. Gandamana adalah pangeran dari [[Kerajaan Pancala]] yang memilih mengabdi sebagai [[patih]] di [[Kerajaan Hastina]] pada masa pemerintahan [[Pandu]]. Suman yang berambisi merebut jabatan patih akhirnya berupaya menyingkirkan Gandamana. Pada suatu hari Suman berhasil mengadu domba Pandu dengan muridnya yang berwujud raja raksasa bernama Prabu Tremboko. Maka, ketegangan terjadi antara Kerajaan Hastina dan Kerajaan Pringgadani. Pandu pun mengirim Gandamana sebagai duta perdamaian. Di tengah jalan, Suman menjebak Gandamana sehingga jatuh ke dalam perangkapnya. Suman kemudian kembali ke Hastina untuk melapor kepada Pandu bahwa Gandamana telah berkhianat dan memihak musuh. Pandu segera memutuskan untuk mengangkat Suman sebagai patih baru. Gandamana yang ternyata masih hidup muncul dan menyeret Suman. Suman pun dihajar habis-habisan sehingga wujudnya yang tampan berubah menjadi jelek. Sejak saat itu, Suman pun terkenal dengan sebutan Sengkuni, berasal dari kata ''saka'' dan ''uni'', yang bermakna "dari ucapan". Artinya, ia menderita cacad buruk rupa adalah karena hasil ucapannya sendiri.
Versi [[wayang|pewayangan]] selanjutnya mengisahkan, setelah [[Pandu]] meninggal dunia, pusakanya yang bernama Minyak Tala dititipkan kepada [[Drestarastra]] supaya kelak diserahkan kepada para [[Pandawa]] jika kelak mereka dewasa. Minyak Tala sendiri merupakan pusaka pemberian dewata sebagai hadiah karena Pandu pernah menumpas musuh kahyangan bernama Nagapaya. Beberapa tahun kemudian, terjadi perebutan antara para Pandawa melawan para [[Korawa]] yang ternyata juga menginginkan Minyak Tala. Dretarastra memutuskan untuk melemparkan minyak tersebut beserta wadahnya yang berupa [[wikt:cupu|cupu]] sejauh-jauhnya. Pandawa dan Korawa segera berpencar untuk bersiap menangkapnya. Namun, Sengkuni terlebih dahulu menyenggol tangan Dretarastra ketika hendak melemparkan benda tersebut. Akibatnya, sebagian minyak tala tumpah. Sengkuni segera membuka semua pakaiannya dan bergulingan di lantai untuk membasahi seluruh kulitnya dengan minyak tersebut.
Sementara itu, cupu beserta sisa
== Peran di Hastinapura ==
[[File:Shakuni is master of Dice Game.jpg|thumb|right|Sangkuni dalam ilustrasi kitab ''Mahabharata'', menunjukkan keahlian bermain dadunya]]▼
Baik dalam versi ''[[Mahabharata]]'' maupun versi [[wayang|pewayanagan]],
▲== Peristiwa Minyak Tala ==
▲Sementara itu, cupu beserta sisa Minyak Tala jatuh tercebur ke dalam sebuah sumur tua. Para Pandawa dan Kurawa tidak mampu mengambilnya. Tiba-tiba muncul seorang pendeta dekil bernama [[Durna]] yang berhasil mengambil cupu tersebut dengan mudah. Tertarik melihat kesaktiannya, para Kurawa dan Pandawa pun berguru kepada pendeta tersebut.
▲[[File:Shakuni is master of Dice Game.jpg|thumb|right|Sangkuni dalam ilustrasi Mahabharata, menunjukkan keahlian bermain dadunya]]
▲Baik dalam versi ''[[Mahabharata]]'' maupun versi [[wayang|pewayanagan]], Sengkuni merupakan penasihat utama [[Duryudana]], pemimpin para [[Kurawa]]. Berbagai jenis tipu muslihat dan kelicikan ia jalankan demi menyingkirkan para [[Pandawa]].
Dalam ''[[Mahabharata]]'' bagian pertama atau ''[[Adiparwa]]'', Sangkuni menciptakan kebakaran di Gedung Jatugreha, tempat para Pandawa bermalam di dekat Hutan Waranawata. Namun para Pandawa dan ibu mereka, yaitu [[Kunti]] berhasil meloloskan diri dari kematian. Dalam pewayangan, peristiwa ini terkenal dengan nama ''Bale Sigala-Gala''.
Usaha Sengkuni yang paling sukses adalah merebut [[
Mendengar Drupadi dipermalukan di depan umum, Dewi [[Gandari]] ibu para Korawa muncul membatalkan semuanya. Para Pandawa pun pulang dan mendapatkan kemerdekaan mereka kembali. Karena kecewa, Duryodana mendesak ayahnya, [[Dretarastra]], supaya mengizinkannya untuk menantang Pandawa sekali lagi. Drestarastra tidak kuasa menolak keinginan anak yang sangat dimanjakannya itu. Maka, permainan dadu yang kedua pun terjadi kembali. Untuk kedua kalinya, pihak Pandawa kalah di tangan
▲Maka, permainan dadu yang kedua pun terjadi kembali. Untuk kedua kalinya, pihak Pandawa kalah di tangan Sengkuni. Sebagai hukuman, mereka harus menjalani hidup selama 12 tahun di dalam hutan, dan dilanjutkan dengan menyamar selama setahun di suatu negeri. Jika penyamaran mereka sampai terbongkar, mereka harus mengulangi kembali selama 12 tahun hidup di dalam hutan dan begitulah seterusnya.
== Kematian di Kurukshetra ==
Setelah masa hukuman selama 13 tahun berakhir, para [[Pandawa]] kembali untuk mengambil kembali negeri mereka dari tangan [[
[[Perang di Kurukshetra|Pertempuran besar di Kurukshetra]] antara pihak Pandawa melawan Kurawa dengan sekutu masing-masing akhirnya meletus. Perang yang juga terkenal dengan sebutan [[Baratayuda]] ini berlangsung selama 18 hari, di mana Sengkuni tewas pada hari terakhir.▼
Kisah versi asli di atas sedikit berbeda dengan ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'' yang ditulis pada zaman [[Kerajaan Kadiri]] tahun [[1157]]. Menurut naskah berbahasa [[bahasa Jawa Kuna|Jawa Kuna]] ini, Sengkuni bukan mati di tangan Seadewa, melainkan di tangan [[Bima]], Pandawa nomor dua. Sengkuni dikisahkan mati remuk oleh pukulan gada Bima. Tidak hanya itu, Bima kemudian memotong-motong tubuh Sengkuni menjadi beberapa bagian.▼
▲[[Perang di Kurukshetra|Pertempuran besar di Kurukshetra]] antara pihak Pandawa melawan
Penasihat Pandawa selain [[Kresna]], yaitu [[Semar]] muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan Sengkuni berada di bagian dubur, karena bagian tersebut dulunya pasti tidak terkena pengaruh Minyak Tala. Bima pun maju kembali. Sengkuni ditangkap dan disobek duburnya menggunakan Kuku Pancanaka yang tumbuh di ujung jari Bima.▼
▲Kisah versi
▲Kisah tersebut dikembangkan lagi dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]]. Pada hari terakhir Baratayuda, Sangkuni bertempur melawan Bima. Kulitnya yang kebal karena pengaruh minyak tala bahkan sempat membuat Bima sulit mengalahkan Sengkuni. Penasihat Pandawa selain [[Kresna]], yaitu [[Semar]] muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan
Pada sore harinya Bima berhasil mengalahkan [[Duryudana]], raja para Kurawa. Dalam keadaan sekarat, Duryudana menyatakan bahwa dirinya bersedia mati jika ditemani pasangan hidupnya, yaitu istrinya yang bernama Dewi Banowati. Atas nasihat Kresna, Bima pun mengambil Sengkuni yang masih sekarat untuk diserahkan kepada Duryudana. Duryudana yang sudah kehilangan penglihatannya akibat luka parah segera menggigit leher Sangkuni yang dikiranya Banowati. ▼
▲Pada sore
== Lihat pula ==
* ''[[Sabhaparwa]]''
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.scribd.com/doc/24475744/The-Story-of-Shakuni Kisah Sangkuni] (scribd.com)
* {{en}} [http://www.destinationinfinity.org/2011/09/25/was-shakuni-mamas-character-in-mahabharat-a-negative-character/ Tentang tokoh Sangkuni dalam ''Mahabharata''] (Destination Infinity.org)
{{Tokoh Mahabharata}}
|