Bidadari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 4:
[[Berkas:Apsara relief.jpg|right|240px|thumb|Relief bidadari yang ditemukan di [[Angkor Wat]], [[Kamboja]].]]
'''Bidadari''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: विध्यधरी ; ''vidhyadharī'') atau '''Apsara''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: अप्सरा; ''apsarāḥ'') adalah makhluk berwujud [[manusia]] berjenis kelamin [[
== Penampilan
Dalam penampilan fisik, mereka memang dilukiskan sebagai sosok yang sangat cantik jelita dan sempurna tanpa cela. Tak jarang mereka diberikan kepada seseorang untuk diperistri sebagai hadiah atas jasa mereka melakukan sesuatu yang luar biasa demi kebaikan, misalnya dalam legenda [[Arjuna]] yang dijodohkan dengan bidadari [[Supraba]] setelah berhasil menumpas [[Niwatakawaca]] yang meneror para [[dewa]] dan manusia.
== Istilah bidadari ==
Kata "bidadari" dalam [[bahasa Indonesia]] dipengaruhi oleh [[bahasa Sanskerta]], begitu pula [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Bali|Bali]]. Dalam tradisi Jawa, bidadari yang juga disebut ''hapsari'', juga disebut ''widodari'', sedangkan dalam [[bahasa Bali]], bidadari atau apsari dikenal dengan sebutan ''widyadari'' atau ''dedari''. Istilah ''widodari'' dari Jawa dan ''widyadari'' / ''dedari'' dari Bali, berasal dari kata ''vidhyadhari'' dalam [[bahasa Sanskerta]]. ''Vidhya'' berarti "[[pengetahuan]]", sedangkan ''dharya'' berarti "pemilik", "pemakai" atau "pembawa". Istilah ''Vidhyadhari'' tersebut kemudian dikenal sebagai "bidadari" dalam [[bahasa Indonesia]] modern.
Baris 24 ⟶ 16:
== Bidadari menurut Hindu ==
[[Berkas:Uttar Pradesh Apsara.jpg|right|240px|thumb|Patung bidadari yang dibuat pada abad ke-12, dari [[Uttar Pradesh]], [[India]].]]
===
Dalam ''[[Regweda]]'' ada cerita tentang seorang bidadari yang merupakan istri seorang [[bidadara]]; namun, ''Regweda'' juga mengakui keberadaan bidadari yang jumlahnya lebih dari satu. Bidadari yang paling istimewa bernama [[Urwasi]]. Ada sebuah [[himne]] yang mengandung percakapan antara Urwasi dan kekasihnya yang tak kekal bernama [[Pururawa]]. Kemudian, banyak [[sastra Hindu]] yang menyatakan adanya banyak bidadari, yang bekerja sebagai dayang-dayang [[Indra]] atau sebagai penari di [[kahyangan]].
===
Pada kisah-kisah yang terkandung dalam ''[[Mahabharata]]'', bidadari muncul sebagai peran pembantu yang utama. [[Wiracarita]] tersebut mengandung beberapa daftar tentang bidadari terkemuka, namun tidak selalu sama. Ada sebuah daftar bidadari dalam ''Mahabharata'', yang juga memberikan deskripsi bagaimana aksi penari kahyangan saat muncul ke hadapan penghuni dan tamu kahyangan:
Baris 34 ⟶ 26:
Kitab ''Mahabharata'' juga menceritakan tindakan berani yang dilakukan oleh bidadari, seperti misalnya [[Tilottama]], yang menyelamatkan dunia dari keganasan dua raksasa bersaudara, Sunda dan Upasunda. Selain itu ada kisah [[Urwasi]], yang mencoba merayu [[Arjuna]].
Kisah maupun tema yang sering muncul dalam ''Mahabharata'' adalah tentang seorang bidadari yang dikirim untuk merayu seorang pertapa atau [[rohaniwan]] dari pertapaannya yang khusuk. Sebuah kisah yang mengandung tema seperti ini, dinarasikan oleh seorang wanita bernama [[Sakuntala]] untuk menceritakan asal
===
''[[Natyasastra]]'', kitab untuk mempelajari [[drama]] dalam [[bahasa Sanskerta]], memiliki daftar bidadari: Manjukesi, Sukesi, Misrakesi, Sulocana, Sodamini, Dewadatta, Dewasena, Manorama, Sudati, Sundari, Wigagda, Wiwida, Budha, Sumala, Santati, Sunanda, Sumuki, Magadi, Arjuni, Sarala, Kerala, Dreti, Nanda, Supuskala, Supuspamala dan Kalaba.
|