Mahisa Anabrang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 18:
Mahisa Anabrang kembali ke Jawa pada tahun [[1293]] dengan membawa dua orang putri Melayu bernama [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]]. Menurut ''[[Pararaton]]'', Raden Wijaya mengambil Dara Petak sebagai istri dan menyerahkan Dara Jingga kepada seorang “dewa” (''sira alaki dewa''), yang berarti seorang bangsawan. [[Dara Jingga]] kemudian melahirkan seorang putra bernama ''Tuhan Janaka'' yang kemudian menjadi raja Minangkabau bergelar Mantrolot Warmadewa. Beberapa sumber mengatakan bahwa ini adalah nama lain dari [[Adityawarman]]. Namun profesor [[Uli Kozok]] meyakini bahwa yang bergelar ''Warmadewa'' tersebut adalah [[Akarendrawarman]], paman dari [[Adityawarman]].
 
Nama ayah Adityawarman adalah [[Adwayawarman]] menurut prasasti Kuburajo atau '''Adwayadwaja''' menurut prasasti Bukit Gombak. Gelar yang hampir serupa ialah '''Dyah Adwayabrahma''', juga terdapat dalam prasasti Padangroco, sebagai salah seorang pengawal arca Amoghapasa yang dibawa ke Sumatra tahun [[1286]]. Tertulis dalam prasasti bahwa Adwayabrahma yang menjabat ''rakryan mahamantri'', suatu jabatan tinggi bagi bangsawan kerabat raja. Demikianlah terdapat anggapan bahwa tokoh Adwayabrahma ini adalah tokoh yang sama dengan Mahisa Anabrang utusan Pamalayu. Namun demikian dugaan bahwa utusan Pamalayu adalah sama dengan pemimpin rombongan Amoghapasa masih memerlukan bukti tambahan yang memperkuatnya.
 
== Identifikasi dengan Indrawarman ==