Pelabuhan bebas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
{{inuseBP|BP41Hillun|selesai|mulai}}
[[Berkas:Pelabuhan_balohan-by-danan+wahyu.jpg|thumb|Pelabuhan Sabang sebagai pelabuhan bebas]]
'''Pelabuhan bebas''' ([[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Free port''}) adalah [[pelabuhan]] yang dibebaskan dari pengawasan pabean oleh pemerintah karena alasan-alasan khusus.<ref name="ensiklopedi"> {{cite book|title=Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7|author=Ichtiar Baru Van Hoeve; Hasan Shadily|publisher=Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve}}</ref> Pelabuhan bebas tidak termasuk daerah [[pajak]] bagi suatu negara. Kapal dari negara mana pun boleh masuk dan berniaga tanpa pembayaran [[bea masuk]] dan keluar.<ref name="ensiklopedi"/> Jika barang-barang melalui perbatasan pelabuhan bebas menuju ke daerah pedalaman, barulah dikenakan bea dan cukai.<ref name="ensiklopedi"/>
 
== Pelabuhan bebas Sabang ==
 
Tahun 1896 [[Sabang]] dibuka sebagai pelabuhan bebas untuk perdagangan umum dan sebagai pelabuhan transit barang-barang hasil pertanian Deli yang telah menjadi daerah perkebunan [[tembakau]] semenjak tahun 1863.<ref name="da"> {{cite web|title=Sabang Sebagai Pulau Emas|url=http://www.dataaceh.com/2013/08/sabang-sebagai-pulau-emas.html|accessdate= 5 Juni 2014}}</ref> Pada Perang Dunia II tahun 1942, Sabang diduduki [[Jepang]] dan dijadikan basis pertahanan wilayah barat.<ref name="da"/> Hal ini menyebabkan Sabang ditutup sebagai pelabuhan bebas.<ref name="da"/> Kemudian melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1963, Sabang kembali ditetapkan sebagai Pelabuhan Bebas dan pelaksanaannya diserahkan kepada Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE).<ref name="da"/> Pada tahun 1985 status Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ditutup oleh Pemerintah [[Indonesia]] melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1985 dengan alasan maraknya penyeludupan dan akan dibukanya Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.<ref name="da"/> Di tahun 1993 Posisi Sabang mulai diperhitungkan kembali dengan dibentuknya Kerjasama [[Ekonomi]] Regional [[Indonesia]]-[[Malaysia]]-[[Thailand]] ''Growth Triangle'' (IMT-GT).<ref name="da"/> Pada tahun 2000, Presiden [[Abdurrahman Wahid]] mencanangkan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan tanggal 22 Januari 2000 diterbitkan Inpres Nomor 2 Tahun 2000 tentang pelabuhan bebas Sabang.<ref name="da"/>
 
== Referensi ==