Habib Burquibah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 43 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q643348
Baris 43:
Akibat terpengaruh pemikiran [[Dunia Barat|Barat]], Habib Bourguiba selalu menghina [[Islam]]. Secara eksplisit ia menentang pemahaman dan ketentuan syariat. Ketentuan syariat yang sudah jelas dilarang dan dihina. Saat berpidato di depan mahasiswa jurnalistik mengenai sejarah perjuangan Rasulullah SAW, secara vulgar ia menyerang ajaran Islam. Ia menyatakan [[Al-Qur'an]] mengandung sekian kekeliruan yang tak bisa lagi diterima akal rasional. Nabi Muhammad SAW dianggapnya sebagai manusia yang kebanyakan mengembara dan mendengar hikayat, dongeng, dan legenda murahan saat itu. Iapun menyatakan, secara sengaja ke dalam Al-Qur'an ditambahkan kisah Nabi Musa AS. Tambahan pula, menurutnya umat terlalu mendewa-dewakan Nabi Muhammad dengan berulang-ulang mengiringi sebutan Rasulullah dengan shollallohu ‘alaihi was salam.
 
Sejak pengangkatannyaia kemenerima tampuk kekuasaan, ia menyusun makar untuk menghancurkan Islam berikut institusi pengusung, nilai, ulama dan aktivisnya. Ia menutup Universitas az-Zaytunah, universitas tertua di [[Afrika]], padahal universitas ini menjadi pusat pendidikan Islam di Afrika dan [[Eropa]] meski saat Perancis menjajah Tunisia.
 
Salah satu tujuan makar Habib Bourguiba ialah membaratkan Tunisia, sehingga bahasa Arab diganti bahasa Perancis sebagai bahasa pergaulan masyarakat maupun bangsawan. Mahkamah Syari’at diganti dengan Mahkamah Sipil yang peraturan Undang-Undangnya mengadopsi sepenuhnya UU Barat.
 
Dalam usahanya melemahkan institusi Islam, Bourguiba merencanakan UU yang bertujuan merampas harta wakaf di seluruh Tunisia, padahal harta wakaf merupakan 33% kekayaan Tunisia. Sekolah dan madrasah yang mengajarkan Al-Qur'an ditutup. UU lain dikeluarkan buatdemi melegalisasikanmelegalkan praktik mesum selama disetujui kedua belah pihak.
 
Kampanye anti Islam mencapai puncaknya saat pada Maret [[1974]] Habib Bourguiba menyeru rakyatnya agar meninggalkan kewajiban berpuasa. Menurutnya syariat berpuasa dianggap sebagai batu penghalang pertumbuhan ekonomi.
Baris 55:
Ribuan wanita Islam disingkirkan dari pegawai pemerintahan dan pusat pendidikan. Banyak yang dilarang berhijab dalam kehidupan umum seperti rumah sakit dan jalan raya. Meski dilarang UU dan dipersempit aparat keamanan, para pemakai jilbab di Tunisia tetap semakin banyak jumlahnya. Pemakaian jilbab di sana dilarang menurut UU No.108 tahun 1981. Isinya menegaskan bahwa jilbab ialah busana etnis/kelompok yang bukan kewajiban agama. Sehingga dalam UU itu ditulis larangan berjilbab di sekolah dan perguruan tinggi.
 
Akibatnya timbul hubungan yang tidak harmonis antara Presiden Habib Bourguiba dengan gerakan Islam. Hubungan ini disebabkan Bourguiba teracunitelah diracuni dengan pemikiran Barat. Misalnya saat ia mengambil inspirasi pengalaman dan warisan Revolusi Perancis tentang ‘persahabatan’ negara dan gereja dalam melaksanakan pemerintahan. Dengan berkedok agama, ia memberangus Islam yang diyakininya tidak sesuai pemahaman Islamnya. Padahal ia ternyata memakai Islam sebagai kedok saja. Ia mengadopsi pemahaman pemikir Perancis yang menyatakan semua hal terdahulu pasti usang, sehingga ia menganggap Islam itu usang sebab warisan nenek moyang. Menurutnya, institusi keagamaan merupakan batu penghalang utama bagi pembangunan negara. Baginya, Tunisia memerlukan asas pembangunan baru menurut ‘pemikiran ilmu tulen’ dan meninggalkan ‘pemikiran Islam.’
 
Iapun silau dengan Fasisme di Italia, Nazi di Jerman, dan Revolusi Bolshevik di Rusia. Menurutnya, keberhasilan bangsa di Eropa merupakan contoh nyata dan jalan pintas meraih pembangunan negara dengan singkat. Yang dilakukan ialah meniru Barat bulat-bulat.