Theravāda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
Bthohar (bicara | kontrib)
translated from En WP
Baris 34:
Pada abad ke-8 M, diketahui bahwa bentuk Buddhisme esoteris [[Mahayana]] dan [[Vajrayana]] dipraktikkan di Sri Lanka, dan dua bhikkhu India yang bertanggung jawab untuk menyebarkan Buddhisme Esoteris di China, yaitu [[Vajrabodhi]] dan [[Amoghavajra]], mengunjungi pulau tersebut selama masa itu.<ref>Hirakawa, Akira. Groner, Paul. ''A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna.'' 2007. halaman 125-126</ref> Wihara Abhayagiri tampaknya telah menjadi pusat bagi ajaran Theravada Mahayana dan Vajrayana.<ref>"''Esoteric Buddhism in Southeast Asia in the Light of Recent Scholarship''" oleh Hiram Woodward. ''Journal of Southeast Asian Studies'', Vol. 35, No. 2 (Juni 2004), halaman 341</ref>
 
=== Garis turunan bhikkhuni ===
Beberapa tahun setelah kedatangan Sthavira Mahinda, Bhikkhuni Sanghamitta, yang juga diyakini sebagai putri Kaisar Asoka, datang ke Sri Lanka. Dia memulai urutan bhikkhuni pertama di Sri
Lanka, tetapi ordo
bhikkhuni ini mati di Sri Lanka
pada abad ke-11 dan di Burma pada abad ke-13. Pada tahun
429 M, atas permintaan
Kaisar Cina, para
bhikkhuni dari Anuradhapura dikirim ke Cina untuk mendirikan Ordo Bhikkhuni. Ordo ini kemudian
menyebar ke Korea. Pada tahun 1996, 11 bhikkhuni Sri Lanka pilihan ditahbiskan secara penuh  sebagai Bhikkhuni oleh
tim yang
terdiri dari para bhikkhu Theravada dalam konser dengan tim Bhikkhuni dari Korea di India.
Ada ketidaksepakatan di antara otoritas Theravada vinaya mengenai apakah
pentahbisan tersebut valid. Dalam beberapa tahun terakhir kepala cabang Dambulla dari
Siyam Nikaya di Sri Lanka telah melaksanakan upacara pentahbisan untuk ratusan bhikkhuni. Hal ini telah
dikritik oleh tokoh-tokoh terkemuka lainnya di Siyam Nikaya dan Amarapura
Nikaya, dan dewan pemerintahan Buddhisme Burma telah menyatakan bahwa tidak ada
pentahbisan valid untuk
para bhikkhuni di zaman modern, meskipun beberapa bhikkhu Burma tidak setuju dengan hal tersebut.<ref>''Buddhist Studies Review'', 24.2 (2007)</ref>
== Ajaran ==
Theravada mempromosikan konsep Vibhajjavada (Pali), yang secara harfiah berarti “Pengajaran Analisis”. Doktrin ini mengatakan bahwa wawasan harus datang dari pengalaman, penerapan pengetahuan, dan penalaran kritis siswa. Namun, kitab suci dari tradisi Theravada juga menekankan perhatian terhadap nasihat orang bijak, mengingat nasihat tersebut dan evaluasi terhadap pengalaman yang dimiliki seseorang menjadi dua uji yang dengannya amalan-amalan harus dinilai.