Penyu sisik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
mengoreksi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 44:
Salah satu karakteristik penyu sisik yang sangat mudah terlihat adalah susunan [[skat]] yang menghiasi karapaksnya. Seperti halnya penyu lainnya, karapaks pada penyu sisik memiliki lima skat tengah dan empat pasang skat lateral, dengan bagian belakang skat yang saling tumpang tindih sedemikian rupa sehingga pinggiran belakang karapaksnya terlihat bergerigi, mirip dengan tepi [[gergaji]] atau pisau bistik. Karapaks penyu tersebut diketahui dapat mencapai panjang 1 m (3 kaki).<ref name="MarineBio">{{cite web | title =''Eretmochelys imbricata'', Hawksbill Sea Turtle | work = | publisher =MarineBio.org | url =http://marinebio.org/species.asp?id=164 | accessdate = 2007-02-05 }}</ref>
Pasir yang dilalui penyu sisik membentuk pola asimetris, karena mereka merangkak di atas tanah dengan [[cara berjalan]] alternatif. Berbeda dengan [[penyu hijau]] dan [[penyu belimbing]] yang merangkak secara simetris.<ref name="TurtleOrg">{{cite web | title =The Hawksbill Turtle (''Eretmochelys imbricata'')| work = | publisher =turtles.org | url =http://www.turtles.org/hawksd.htm| accessdate = 2007-02-22 }}</ref><ref name="SeychellesTurtles">{{cite web | title =Hawksbill | work =SeychellesTurtles.org - Strategic Management of Turtles | publisher =Marine Conservation Society, Seychelles | url =http://www.seychellesturtles.org/species/hawksbill.html | accessdate = 2007-02-22 |archiveurl = http://web.archive.org/web/20071017041228/http://seychellesturtles.org/species/hawksbill.html <!-- Bot retrieved archive --> |archivedate = 2007-10-17}}</ref>
Karena memakan [[cnidaria]] yang berbisa, daging penyu sisik [[toksisitas|mengandung racun]].<ref name="AucklandZoo">{{cite web|title=The Hawksbill Turtle: ''Eretmochelys imbricata''|url=http://www.aucklandzoo.co.nz/sss/sss_003/SSS3.hawksbill_turtle2.htm|publisher=Auckland Zoo|accessdate = 2007-07-14 }}</ref>
Baris 86:
== Sejarah kehidupan ==
[[File:Eretmochelys imbricata 01.jpg|thumb|right|''E. imbricata'' muda dari [[Réunion|Pulau Réunion]]|alt=Foto penyu berenang]]
Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah kehidupan penyu sisik.<ref name="ADW">{{cite web | last =Edelman | first =Michael | title =''Eretmochelys imbricata'': Information | work =Animal Diversity Web | publisher =University of Michigan Museum of Zoology | year =2004 | url =http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Eretmochelys_imbricata.html | accessdate = 2007-02-04 }}</ref> Sejarah kehidupan mereka dapat dibagi menjadi tiga fase, yakni fase pelagik, dari mulai menetas (tukik) sampai berukuran sepanjang 20 cm; fase bentik, ketika penyu yang belum dewasa mulai mencari tempat makan; dan fase reproduksi, ketika penyu telah mencapai kematangan seksual.<ref>Boulon, R. (1994). Growth Rates of Wild Juvenile Hawksbill Turtles, Eretmochelys imbricata, in St. Thomas, United States Virgin Islands. Copeia, 1994: 3 pp 811-814</ref><ref>Van Dam, R.P. & C.E. Diez. 1997b. Diving behavior of immature hawksbill turtles (Eretmochelys imbricata) in a Karibia reef habitat. Coral Reefs 16: 133-138.</ref> Fase pelagik
Penyu sisik akan menunjukan tingkat kesetiaan pada kelompoknya setelah mencapai fase bentik,<ref>LIMPUS, C.J. 1992. The hawksbill turtle, Eretmochelys imbricata, in Queensland: Population structure within a southern Great Barrier Reef feeding ground. Wildlife Research, 19, 489-506.</ref> meskipun perpindahan ke habitat lainnya yang serupa juga bisa terjadi.<ref>BOULON, R.H. 1989. Virgin Island turtle tags recovered outside the U. S. Virgin Islands. In: S.A. Eckert, K.L. Eckert & T.H. Richardson (Compilers). Proceedings of the Ninth Annual Workshop on Sea Turtle Conservation and Biology. U.S. Dept. of Commerce. NOAA Tech. Memo. NMFS-SEFC-232. pp 207.</ref>
=== Perkembangbiakan ===
Penyu sisik kawin sebanyak dua kali dalam setahun di laguna terpencil yang berada di lepas pantai tempat mereka bersarang di pulau-pulau yang terpantau oleh kelompoknya. Musim berkembang biak penyu sisik Atlantik belangsung pada bulan April sampai November. Populasi Samudra Hindia, seperti populasi penyu sisik [[Seychelles]], berkembang biak dari bulan September sampai Februari.<ref name="SeychellesTurtles"/> Setelah kawin, penyu sisik betina akan menyeret tubuhnya sampai ke pantai saat malam hari. Penyu betina membersihkan area di sekelilingnya dan membuat lubang yang digunakan untuk menyimpan telur dengan menggunakan sirip belakangnya, kemudian mengeluarkan telur-telur tersebut dari tubuhnya dan menutupinya dengan pasir. Sarang ''E. imbricata'' di [[Karibia]] dan [[Florida]] biasanya berisi sekitar 140 telur. Setelah proses yang panjang, betina tersebut kemudian kembali ke laut.<ref name="FWS"/><ref name="MarineBio"/>
Bayi penyu, biasanya memiliki berat kurang dari {{convert|24|g|oz|abbr=on}}, akan merangkak keluar dari lubangnya pada malam hari sekitar dua bulan kemudian. [[Tukik]] yang baru menetas berwarna gelap, dengan karapaks berbentuk hati berukuran panjang sekitar {{convert|2.5|cm|in|abbr=on}}. Mereka secara naluriah merangkak menuju laut saat tertarik dengan pantulan cahaya bulan di atas air (bisa juga sumber pencahayaan lain seperti lampu jalan dan penerangan). Ketika bergerak di bawah naungan kegelapan, bayi penyu yang tidak mencapai air pada saat fajar bisa dimangsa oleh [[burung pantai]], [[Grapsidae|kepiting pantai]], dan predator lainnya.<ref name="MarineBio"/>
Baris 108:
== Sejarah evolusi ==
Sebagai penyu laut, ''E. imbricata'' memiliki beberapa ciri-ciri [[anatomi]] dan [[ekologi]] yang unik. Hewan ini adalah satu-satunya reptil yang berasal dari [[spongivora]]. Karenanya, proses evolusinya agak tidak jelas. Analisis molekuler
== Sejarah etimologi dan taksonomi ==
[[File:Haeckel Chelonia.jpg|thumb|upright|right|Penyu sisik (kanan atas) dalam sebuah gambar dari tahun 1904 karya [[Ernst Haeckel]]|alt=Sebuah gambar yang menunjukan tujuh penyu dengan berbagai bentuk tubuh dan karapaks]]
Linnaeus awalnya menamakan penyu sisik sebagai ''Testudo imbricata'' pada tahun 1766, dalam ''[[Systema Naturae]]'' [[Systema Naturae edisi ke-12|edisi ke-12]].<ref name="ITISTI">{{ITIS |id=208664 |taxon=''Testudo imbricata'' Linnaeus, 1766 |accessdate=5 Februari 2007}}</ref> Pada tahun 1843, seorang ahli zoologi Austria yang bernama [[Leopold Fitzinger]] memasukkan hewan tersebut dalam genus ''Eretmochelys''.<ref name="ITISE">{{ITIS |id=173835 |taxon=''Eretmochelys'' Fitzinger, 1843 |accessdate=5 Februari 2007}}</ref> Pada tahun 1857, spesies tersebut
Dua [[subspesies]] dimasukkan dalam [[takson]] ''E. imbricata''. ''E. i. bissa''<small> ([[Eduard Rüppell|Rüppell]], 1835)</small> merujuk pada populasi yang berada di [[Samudra Pasifik]].<ref name="ITISEIB">{{ITIS |id=208666 |taxon=''Eretmochelys imbricata bissa'' (Rüppell, 1835) |accessdate=5 Februari 2007}}</ref> Populasi yang berada [[Samudra Atlantik|Atlantik]] adalah
[[Leopold Fitzinger|Fitzinger]]
== Pemanfaatan oleh manusia ==
[[File:鼈甲 祭器.JPG|thumb|right|Uang wanita
Di berbagai belahan dunia, penyu sisik
Beberapa kebudayaan juga menggunakan cangkang penyu untuk
== Konservasi ==
[[File:Hawksbill Turtle 1.jpg|thumb|left|Seekor penyu sisik di [[Tobago]]|alt=Foto penyu berenang in shallow, green water]]
[[Berkas:Program Pelestarian Penyu Sisik.jpg|thumb|Penangkaran Penyu Sisik di Pulau Pramuka,
[[Berkas:Penyu Sisik.jpg|thumb|Anak Penyu Sisik di Penangkaran Pulau Pramuka]]
Sebuah konensus telah menunjukan bahwa penyu laut, termasuk ''E. imbricata'', berjumlah sangat sedikit. Spesies tersebut terancam karena pertumbuhan dan kedewasaan mereka rendah, serta tingkat reproduksi mereka rendah. Kebanyakan penyu dewasa telah dibunuh oleh manusia, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, manusia dan hewan mengancam tempat sarang mereka, dan mamalia kecil membawa pergi telur-telur tersebut.<ref name="MarineBio"/> Di [[Kepulauan Virgin AS]], [[garangan]] menyerbu telur-telur milik penyu sisik (bersama dengan milik penyu lainnya, seperti ''[[penyu belimbing|Dermochelys coriacea]]'') setelah mereka letakkan.<ref name="MongoosePredation">{{cite journal | last =Nellis | first =David W. | coauthors =Vonnie Small | title =Mongoose Predation on Sea Turtle Eggs and Nests | journal =Biotropica | volume =15 | issue =2 | pages =159–160 | publisher =The Association for Tropical Biology and Conservation | url=http://www.seaturtle.org/PDF/Nellis_1983_Biotropica.pdf |format=PDF | doi = 10.2307/2387964| id = | accessdate = 2007-02-16 |date=June 1983 | jstor =2387964 }}</ref>
|