Theravāda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
translated from En WP |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 163:
=== Umat awam ===
Dalam bahasa Pali kata untuk umat awam laki-laki adalah [[Upasaka]]. Upasika adalah kata untuk umat awam perempuan. Salah satu tugas dari pengikut awam, seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha, adalah mengurus kebutuhan para bhikkhu/bhikkhuni. Mereka harus memastikan bahwa para bhikkhu/bhikkhuni tidak menderita kekurangan empat syarat: makanan, pakaian, tempat tinggal dan obat-obatan. Karena baik bhikkhu ataupun bhikkhuni itu tidak diperbolehkan untuk memiliki pekerjaan, mereka sepenuhnya tergantung pada kaum awam untuk kebutuhan mereka. Sebagai imbalan atas amal ini, mereka diharapkan untuk menjalani kehidupan yang patut dicontoh.▼
▲Dalam bahasa Pali kata untuk umat awam laki-laki adalah Upasaka. Upasika adalah kata untuk umat awam perempuan. Salah satu tugas dari pengikut awam, seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha, adalah mengurus kebutuhan para bhikkhu/bhikkhuni. Mereka harus memastikan bahwa para bhikkhu/bhikkhuni tidak menderita kekurangan empat syarat: makanan, pakaian, tempat tinggal dan obat-obatan. Karena baik bhikkhu ataupun bhikkhuni itu tidak diperbolehkan untuk memiliki pekerjaan, mereka sepenuhnya tergantung pada kaum awam untuk kebutuhan mereka. Sebagai imbalan atas amal ini, mereka diharapkan untuk menjalani kehidupan yang patut dicontoh.
Di Burma dan Thailand, biara itu sedari dahulu hingga sekarang masih dianggap sebagai tempat belajar. Bahkan saat ini sekitar setengah dari sekolah dasar di Thailand berada di biara-biara. Ritual dan upacara keagamaan diadakan di biara selalu disertai dengan kegiatan sosial. Dalam masa krisis, kepada para bhikkhu lah orang-orang mengkonsultasikan permasalahan mereka.
Baris 172 ⟶ 170:
Hal ini juga mungkin bagi seorang murid awam untuk menjadi tercerahkan. Seperti yang dicatat Bhikkhu Bodhi, “Kitab-kitab Sutta dan penjelasannya benar-benar memberikan catatan beberapa kasus murid awam yang mencapai tujuan akhir ke Nirwana. Namun, murid-murid tersebut juga mencapai keadaan Arahat di ambang kematian atau memasuki ordo monastik segera setelah pencapaian mereka. Mereka tidak terus tinggal di rumah sebagai Arahat rumahan, karena tinggal di rumah itu tidak sesuai dengan keadaan orang yang telah memutuskan semua pengidaman.”<ref>Bhikkhu Bodhi, ''In the Buddha's Words'', Wisdom Publications 2005; halaman 376</ref>
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
|