Dewa Ruci: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 16:
Pertama, ia diutus ke gua gunung Candramuka.<ref name="Surakarta">{{id}}http://www.karatonsurakarta.com/dewaruci.html</ref> Namun, air yang dicari ternyata tidak ada, lalu gua disekitarnya diobrak-abrik hingga membuat terkejut dua raksasa yang tinggal di sana, yaitu Rukmuka dan Rukmakala.<ref name="Surakarta"/> Kemudian terjadi perkelahian antara mereka dan membuat dua raksaksa tersebut kalah, ditendang, dibanting ke atas batu dan meledak hancur lebur.<ref name="Surakarta"/> Bima tak juga dapat menemukan air kehidupan, akhirnya ia pasrah dan tersandar pada sebuah pohon beringin.<ref name="Surakarta"/>
[[Berkas:4848061031 c12bff65a8 b.jpg|thumb|left|300px|Bima bertemu dengan dua raksasa, Rukmuka dan Rukmukala di gunung Candradimuka]]
Tak lama kemudian, Ia mendengar suara tak berwujud, "Wahai cucuku yang sedang bersedih, engkau mencari sesuatu yang ada di sini.<ref name="Surakarta"/> Mustahil mencari air kehidupan di sini".<ref name="Surakarta"/> Suara itu berasal dari Batara Indra dan Bayu yang kemudian memberitahu Bima bahwa dua raksasa yang dibunuh Sena,ternyata memang sedang dihukum Batara Guru.<ref name="Surakarta"/> Lalu dikatakan juga agar untuk mencari air kehidupan, Sena di perintahkan agar kembali ke [[Astina]].<ref name="Surakarta"/>
 
Setelah ia kembali ke Astina, ia menemui gurunya kembali, Resi Drona.<ref name="Kosasih"/> Bukannya mengakui kesalahan, Resi Drona berdalih hanya menguji Bima.<ref name="Kosasih"/> Ia pun memerintahkan Bima untuk menuju Samudra demi mendapatkan air kehidupan.<ref name="Kosasih"/> Sebelum pergi, semua kerabat Bima melarang dan memperingatkan bahwa semua itu hanyalah jebakan saja.<ref name="Kosasih"/> Namun Bima tetap teguh dan bertekad pergi demi melaksanakan titah sang guru.<ref name="Kosasih"/> Bahkan jika ia harus menemui kemalangan pun ia siap, sebab ia sendiri memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah darma, dan semua ada yang mengaturnya.<ref name="Kosasih"/>
Baris 39:
 
Bima setelah mendengar perkataan Dewa Ruci, hatinya terang benderang, menerima dengan suka hati, dalam hati mengharap mendapatkan anugerah wahyu sesungguhnya.<ref name="Surakarta"/> Dan kemudian dikatakan oleh Dewa Ruci, "Bima, ketahuilah olehmu, yang kau kerjakan, tidak ada ilmu yang didatangkan, semua sudah kau kuasai, tak ada lagi yang dicari, kesaktian, kepandaian dan keperkasaan, karena kesungguhan hati ialah dalam cara melaksanakan.<ref name="Surakarta"/>
 
 
==Makna Religi Kisah Dewa Ruci==