Pertempuran Carrhae: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: Propinsi → Provinsi using AWB
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Baris 6:
Walaupun Artavasdes I, raja Armenia, menyarankan agar Crassus menghindari jalur gurun dan menawarkan jalur melewati Armenia, Crassus menolaknya dan berbaris langsung melalui padang pasir dari [[Mesopotamia]] karena ingin bergerak cepat.Orodes, raja Parthia, mendengar kabar federal Romawi-Armenia langsung mengirim dua tim. Tim pertama dikirim untuk menghukum Armenia, mayoritas terdiri dari infanteri pemanah dengan sedikit kavaleri. Sedangkan tim kedua dikirim untuk menghadang Romawi, terdiri dari 9.000 kavaleri pemanah dan 1.000 [[kataphract]], di bawah kepemimpinan Surena. Tim kedua ini bertemu dengan tim Romawi yang kelelahan dalam perjalanan melintasi gurun di Carrhae.
 
Pasukannya bentrok dengan kekuatan Surena di dekat [[Carrhae]], sebuah kota kecil dipada zaman modern [[Turki]]. Meskipun sangat kalah jumlah, pasukan berkuda Surena benar-benar mengalahkan infanteri berat Romawi, membunuh atau menawan sebagian besar tentara Romawi. Crassus sendiri tewas ketika perundingan gencatan senjata berubah menjadi kerusuhan. Kematiannya menyebabkan berakhirnya [[Pertama triumvirat]] dan perang saudara yang terhasil antara [[Julius Caesar]] dan [[Portsmouth]].
 
Mulanya Surena merencanakan untuk menghancurkan garis Romawi dengan serbuan oleh kataphract, tetapi ia menilai bahwa ini tidak akan cukup pada saat ini. Jadi, ia mengirim pemanah kudanya mengelilingi tim-tim Romawi. Penyelinap Crassus dikirim untuk menyingkir pemanah berkuda, tapi mereka mundur di bawah panahan berat. Para pemanah kuda kemudian mulai menhujani legiun dengan panah. Pembentukan tentera Romawi yang padat menjamin bahwa setiap panahan akan mengenai, dan busur komposit Parthia cukup kuat untuk menembus baju besi dan sebagian turut menembus perisai legiun itu. Para legiun dengan baik dilindungi oleh perisai besar mereka (perisai ''[[scuta]]''), meskipun ini tidak bisa menutupi seluruh tubuh. Oleh karena itu sebagian besar luka yang ditimbulkan mengenai tanpa fatal pada anggota badan <ref> Goldsworthy, Adrian. ''The Roman Army at War 100 BC-200 AD''.</ref> Tentera Romawi berulang kali maju ke arah Partia untuk mencoba untuk terlibat dalam pertempuran jarak dekat, tapi pemanah kuda selalu dapat mundur dengan aman, memanah Parthia saat mereka mundur. Para legiun kemudian membentuk pembentukan testudo, di mana mereka mengunci perisai mereka sesama untuk menyajikan sebuah hadapan hampir tidak bisa ditembus <ref>Dio, Cassius. ''Roman History: Book 40'', 22.2</ref> Ref Namun, formasi ini sangat membatasi kemampuan mereka untuk berjuang dalam pertempuran jarak dekat. cataphracts Parthia mengeksploitasi kelemahan ini dan berulang kali dibebankan garis Romawi, menyebabkan panik dan menimbulkan banyak korban jiwa. Ketika tentera Romawi meninggalkan formasi, ketika mengejar kataphract yang mundur kuda pemanah kembali menembak.