Bentō: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Baris 11:
Pada [[zaman Edo]] ([[1603]]-[[1867]]), kebudayaan bentō semakin meluas di kalangan rakyat banyak. Orang yang bepergian atau berwisata membawa makanan praktis yang disebut ''koshibentō'' (bentō di pinggang). Isinya beberapa [[onigiri]] yang dibungkus daun bambu, atau nasi di dalam kemasan kotak beranyam dari bambu yang diikatkan di pinggang. Salah satu jenis bentō yang disebut ''[[Makunouchi|makunouchi bentō]]'' populer di kalangan rakyat yang menonton pertunjukan [[noh]] dan [[kabuki]]. Bentō dimakan sewaktu pergantian layar panggung (''maku'') sehingga dinamakan ''makunouchi bentō''. Di zaman Edo, cara memasak, mengemas, dan menyiapkan bentō untuk kesempatan hanami dan [[hinamatsuri]] sudah diterbitkan dalam buku resep masakan.
 
Penjualan paket nasi yang disebut {{nihongo|''ekiben''|駅弁|bentō stasiun}} dimulai sejak [[zaman Meiji]]. Ekiben dimaksudkan untuk dinikmati di atas kereta, dan sering merupakan hidangan khas dari daerah tempat stasiun kereta api tersebut berada. Stasiun KA [[Utsunomiya]] ([[Prefektur Ibaraki]]) merupakan salah satu stasiun yang mengklaim sebagai penjual ''ekiben'' yang pertama. Pada [[16 Juli]] [[1885]], di Stasiun KA Utsunomiya dijual ''ekiben'' berupa dua buah [[onigiri]] berisi [[umeboshi]] dan potongan asinan lobak ([[takuan]]) dengan pembungkus daun bambu.<ref name=ekiben>{{cite web| url = http://ekibento.jp/study-ekibenhistory.htm| title = Ekiben no rekishi (駅弁の歴史)| accessdaymonth = 26 May|accessyear=2007| publisher = Ekiben no komado (駅弁の小窓)}}</ref> Bekal bentō yang dibawa murid dan guru juga mulai populer dipada zaman Meiji. Jam pelajaran baru selesai di petang hari, dan sekolah-sekolah belum memiliki dapur dan kafetaria yang menyediakan makan siang. Selain bentō berisi nasi, penjual bentō juga mulai menyediakan bentō ala Eropa berisi [[sandwich]].
 
Pada [[zaman Taisho]] ([[1912]] - [[1926]]), perbedaan kaya-miskin yang tajam seusai [[Perang Dunia I]] menimbulkan gerakan sosial untuk menghentikan kebiasaan membawa bentō ke sekolah. Bentō dituduh sebagai sarana pamer kekayaan bagi anak orang berada yang mampu membawa nasi ke sekolah.