Arya Kamandanu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan revisi 6348479 oleh 114.79.55.21 (bicara)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diluar +di luar)
Baris 102:
Arya Dwipangga, kakak Kamandanu yang mengetahui ini mencoba membantu mendamaikan keduanya, Dwipangga sering mengirimkan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih dengan mengatasnamakan kamandanu. Nari Ratih menjadi begitu bahagia dan segera menemui Kamandanu, tetapi begitu mengetahui bahwa bait-bait syair itu bukan kamandanu yang menulis, Ratih pun marah karena merasa dipermainkan, maka terjadilah perselisihan lagi di antara keduanya.<br />
Arya Kamandanu menyampaikan ketidaksuakaannya kepada Arya dwipangga yang sudah turut campur urusan asmaranya. Arya Dwipangga segera menemui Ratih bermaksud menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tetapi begitu mengetahui kecantikan Nari Ratih, Arya Dwipangga malah terpesona dan menaruh hati kepada Nari Ratih.<br />
Akhirnya Arya Dwipangga jadi makin sering menuliskan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih. Lama kelamaan, Nari Ratihpun jadi terbuai oleh bait-bait syair cinta yang ditulis Dwipangga, mereka berdua sering melakukan pertemuan tanpa sepengetahuan Arya Kamandanu. Nari Ratih merasa Dwipangga lah sosok yang bisa memahami hatinya, laki-laki yang romantis dan mempunyai ketegasan hati. Sehingga pada suatu ketika, terjadilah peristiwa di Candi Walandit, mereka memadu kasih dan terlena dibuai oleh api asmara, hingga Nari Ratih hamil diluardi luar nikah.<br />
Arya Kamandanu yang memergoki kejadian ini begitu terpukul hatinya. Sehingga terjadi pertengkaran hebat dengan Dwipangga. ketika dirumahnya sedang berlangsung pernikahan Kakaknya, Arya Dwipangga dengan Nari Ratih, gadis yang dicintainya, Arya Kamandanu lebih memilih meninggalkan rumah, melupakan kegagalan asmaranya dengan mendalami ilmu kanuragan kepada Mpu Ranubhaya.<br />
Setelah menikah, Nari Ratih melahirkan anak laki-laki bernama Panji Ketawang.<br />