Basofi Sudirman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif putra 2302 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 38:
Sebagian cara hidup yang biasanya dialami tentara juga sudah sering dialaminya sejak kecil. Pada masa revolusi, Basofi kecil sudah sering harus ikut mengungsi. Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI pun, ia masih harus berpindah-pindah karena tugas ayahnya selaku tentara menghendaki begitu.
 
"Tetapi sekolah tetap lancar," tukasnya. Sekolah Rakyat (SR) hingga SMA ia selesaikan di Surabaya. Lulus SMA dipada tahun 1960, pemuda Basofi melanjutkan ke Akademi Militer Nasional (AMN) di [[Kota Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], yang kemudian diselesaikannya pada tahun 1963. Setelah lulus AMN, karier militernya tergolong lancar, terutama setelah melalui berbagai pengalaman tempur. Pengalaman memimpin pasukan yang pernah dilaluinya adalah Komandan Detasemen Tempur Kopasandha (1971-1972), Komandan Batalyon 412 Brawijaya (1973-1974), Komandan Brigade Infanteri 18/Kostrad (1981-1983).
 
Selain itu Basofi juga punya pengalaman teritorial yang cukup. Misalnya, ia pernah menjadi Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika [[Malang]] (1984-1986), dan Kasdam Kodam I Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes. Pengalaman lainnya adalah menjadi Dosen Seskoad, tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.
Baris 44:
Sebagai prajurit Basofi tergolong cepat pensiun. Lulusan Seskoad 1978 dan Seskogab 1979 ini pensiun pada usia 47 tahun, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI. "Ya, karena masuk Golkar," begitu sebabanya. Ayahnya, Letjen TNI H. Soedirman, sebetulnya tak setuju. Tapi bagi Basofi sendiri, di Golkar dan di ABRI sama saja. "Cuma, Bapak saya yang protes," tambahnya.
 
Meskipun karier militernya kalah dibanding ayahnya -- ayahnya bisa pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal TNI dan pernah menjabat Komandan Jenderal Seskoad -- karier sipilnya tergolong bagus. Sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur, jabatannya adalah Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, dan dipada tahun 1987 diangkat menjadi wakil gubernur DKI Jakarta Bidang pemerintahan. Itulah jabatan terakhirnya, sampai April 1993, sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur.