Kanjeng Kyai Tunggul Wulung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara)
Baris 32:
#''Miyosaken'' (lit. "mengeluarkan"), yaitu mengeluarkan dari dalam lingkungan keraton untuk diarak keliling kota. Tahap kedua dilakukan pada malam hari sesudah waktu sholat Isya, harus bertepatan pada hari Jumat Kliwon.
 
Arak-arakan pusaka keliling kota Yogyakarta berlangsung semalam suntuk dan baru berakhir di pintu pagelaran keraton pada saat fajar menyingsing. Sri Sultan dan para pejabat tinggi keraton serta sejumlah anggota keluarga Sri Sultan semalam suntuk berjaga dengan melakukan dzikir. Sesudah kedua bendera pusaka itu ditaruh kembali ke Gehong Hinggil, Sri Sultan memerintahkan agar nasi makanan kenduri dibagi-bagikan kepada para pejabat tinggi keraton. Di alun-alun utara masih ada kegiatan dalam rangka upacara ini yaitu menyembelih hewan korban bakar (kerbau albino betina) yang dilaksanakan diantaradi antara kedua pohon beringin (''waringin kurung'').<ref name=dinas/>
 
==Lihat pula==