Abdur Rahman dari Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
 
Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman memiliki beberapa isteri :
# [[Permaisuri]] : '''Ratu Abdur Rahman'''/'''Ratu Sultan'''/'''Ratu "Antasari"''' <ref name="pegustian"> {{id}}Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001</ref>adik dari [[Pangeran Antasari]], melahirkan bayi yang diberi nama Rahmatillah (calon Putra Mahkota yang wafat). Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar [[TamjidullahSultan IKuning]]/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi [[SultanTamjidullah KuningI]]/Sultan Hamidullah(Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.
# [[Selir]] : '''Nyai Besar Aminah''' (Nyai Dawang), seorang keturunan Cina-Dayak melahirkan Pangeran [[Tamjidullah II]] pada [[1817]] (diangkat Belanda sebagai Sultan Banjar, walaupun tidak disetujui Sultan Adam).
# Permaisuri : '''Ratu Sultan Abdul Rahman'''/'''Ratu Siti''' binti Pangeran Mangku Bumi Nata. Pangeran Mangku Bumi Nata (sebelumnya bernama Pangeran Husin) adalah adik Sultan Adam. Ratu Siti dengan Sultan Muda Abdur Rahman memperoleh tiga anak yaitu Pangeran Hidayatullah, Ratu Syarif Umar (isteri Pangeran Syarif Umar) dan Ratu Rampit/Ratu Jaya Kasuma (isteri Pangeran Jaya Kasuma/Raden Tuyong). <ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref> Pangeran [[Hidayatullah II]] dilahirkan pada [[1822]], dialah yang dipilih sang kakek, Sultan Adam sebagai penggantinya. Hidayatullah II dinobatkan pada bulan September 1859 oleh rakyat [[Banua Lima]] sebagai Sultan Banjar.