Pengondisian klasik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
k desensitiassi sistematis
Tag: BP2014
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
k Pengondisian Aversif
Tag: BP2014
Baris 35:
 
==Terapi Perilaku Pengondisian Klasik==
Terapi perilaku menggunakan prinsip-prinsip belajar untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku [[maladaptif]].<ref name=Laura2>{{cite book|last=A. King|first=Laura|title=Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif, Buku 2|publisher =[[Salemba Humanika]]|date=2010|pages=365-367}}</ref> Beberapa perilaku terutama rasa takut dapat dipelajari melalui pengondisian klasik.<ref name=Laura2>}</ref> Bila rasa takut dapat dipelajari, maka tentu saja dapat dibalikkan dengan prinsip yang sama juga.<ref name=Laura2>}</ref> Beberapa terapi perilaku yang menggunakan pengondisian klasik adalah desensitisasi sistematis dan pengondisian aversif.<ref name=Laura2>}</ref>
 
===Desensitisasi Sistematis===
Desensitsasi sistematis (''systematic desensitization'') adalah sebuah metode perilaku terapi yang didasarkan pada pengondisian klasik dengan membuat individu mengasosiasikan [[relaksasi]] mendalam secara bertahap dengan stiuasi yang menimbulkan [[kecemasan]].<ref name=Laura2>}</ref> Pada desensitisasi sistematis, terapis bertanya tentang aspek yang paling menakutkan dan paling tidak menakutkan.<ref name=Laura2>}</ref> Lalu terapis mengatur individu dalam situasi-situasi berdasarkan daftar urutan mulai dari yang paling menakutkan hingga tidak menakutkan.<ref name=Laura2>}</ref>
 
Tahap berikutnya adalah mengajarkan individu untuk [[rileks]].<ref name=Laura2>}</ref> Individu dapat belajar mengenali adanya [[kontraksi]] [[otot]] atau [[tegangan]] pada berbagai bagian tubuh dan kemudian bagaimana untuk menegangkan dan melemaskan otot-otot yang berbeda.<ref name=Laura2>}</ref> Ketika individu sudah merasa rileks, terapis meminta individu untuk membayangkan stimulus yang paling kurang ditakut dalam daftar urutan.<ref name=Laura2>}</ref> Kemudian terapis bergerak ke atas sesuai dengan daftar yang telah dibuat, dari yang paling kurang ditakuti hingga paling ditakuti.<ref name=Laura2>}</ref> Sementara posisi klien tetap bertahan dalam kondisi rileks. Maka kemudian, individu dapat membayangkan situasi yang paling menakutkan tanpa harus merasa takut.<ref name=Laura2>}</ref> Dengan cara ini individu belajar untuk rileks sementara, bukan mencemaskannya.<ref name=Laura2>}</ref> Desensitisasi sitematis sering digunakan sebaga cara mengatasi [[fobia]] secara efektif seperti ketakutan memberi pidato, ketakutan akan ketinggian, ketakutan akan terbang, ketakutan akan anjing dan ketakutan akan ular.<ref name=Laura2>}</ref> Bila individu takut dengan ular, seorang terapis awalnya akan meminta individu menyaksikan orang lain memegang ular dan kemudian meminta individu melakukan perilaku yang semakin ditakuti.<ref name=Laura2>}</ref> Pertama-tama, individu akan berada pada satu ruang yang sama dengan ular, lalu kemudian mendekati ular tersebut, kemudian menyentuh ular tersebut dan pada akhirnya dapat bermain dengan ular.<ref name=Laura2>}</ref>
 
===Pengondisian Aversif===
Pengondisian [[aversif]] adalah terjadinya pemasangan berulang dari sebuah perilaku yang tidak diharapkan dengan sebuah stimulus aversif untuk menurunkan penguatan yang didapatkan dari perilaku.<ref name=Laura2>}</ref> Pengondisian aversif digunakan untuk mengajarkan individu menghindari perilaku tertentu, seperti merokok, makan berlebihan, dan minum [[alkohol]].<ref name=Laura2>}</ref> Cara yang digunakan dalam pengondisian aversif untuk mengurangi konsumsi alkohol individu adalah ketika individu minum minuman beralkohol, ia juga harus mengonsumsi minuman campuran yang membuat pusing dan mual.<ref name=Laura2>}</ref> Dalam istilah pengondisian klasik, minuman alkohol adalah stimulus yang dikondisikan, dan [[zat]]yang membuat mual adalah stimulus yang tidak dikondisikan.<ref name=Laura2>}</ref> Melalui pemasangan berulang antara alkohol dengan zat yang membuat mual, alkohol akan menjadi stimulus terkondisi yang menghasilkan mual.<ref name=Laura2>}</ref> Mual pada pengondisian aversif ini akan menjadi respon yang dikondisikan.<ref name=Laura2>}</ref> Sebagai konsekuensi, alkohol tidak lagi diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan, tetapi sesuatu yang sangat tidak menyenangkan.<ref name=Laura2>}</ref>
 
==Referensi==