Alawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
Baris 14:
Pada tahun 1939 bagian barat laut Suriah, yaitu sanjak Alexandretta (kini Hatay) banyak menggunakan istilah Alawis, telah diberikan kepada Turki. Referendum yang dilakukan di bawah seliaan Liga Bangsa Bangsa menemukan mereka mau bergabung Turki. Aksi ini menyebabkan kemarahan masyarakat Alawi dan Suriah secara umum. Pada tahun 1938, tentara Turki pergi ke Alexandretta dan mengusir penduduk Arab dan Armenia. Sebelum ini, Alawi Arab dan Armenia merupakan mayoritas penduduk. Zaki al-Arsuzi, pemimpin muda Alawi dari wilayah Iskandarun dalam sanjak Alexandretta menjadi pendiri Partai Ba'ath bersama-sama dengan Kristen Ortodoks. Selepas Perang Dunia II, Salman Al Murshid memainkan peran penting dalam menyatukan wilayah Alawi dengan Suriah. Suriah baru merdeka pada 12 Desember 1946.
 
Suriah mencapai kemerdekaan pada 17 April 1946. Menyusul [[Perang Arab-Israel 1948]], Suriah berhadapanmenghadapi Kudeta militer 1949, Kebangkitan Partai Ba'ath, dan penyatuan negara dengan Mesir 1958. Uarmembentuk UAR (Republik Persatuan Arab) yang bertahan selama tiga tahun dan terpecah pada tahun 1961, ketika satu kelompok perwira merebut kekuasaan dan menyatakan Suriah yang bebas merdeka. Pejabat militer termasuk Hafez al-Assad dan Salah Jadid membantu Partai Ba'ath mengambil kekuasaan pada tahun 1963. 1966, pejabat-pejabat militer berorientasi Alawi memberontak karena menentang pemimpin Kristen Michel Aflaq dan pemimpin Sunni Muslim Salah al-Din al-Bitar. Zaki al-Arsuzi dianggap sebagai "Socrates" [[Partai Ba'ath]].
 
== Kepercayaan ==