Poseidonios: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 29:
Posidonius tidak terlalu dikenal para pakar karena banyak tulisannya yang hilang, kita masih dapat menemukannya pada tulisan [[Cicero]], [[Seneca Muda]], [[Galen]], dan [[Strabo]], juga sebagai tokoh minor pada masa [[Renaisans]] hingga abad 19 karena pengaruh [[Stoikisme]]nya.<ref name="Edelstein"></ref> Posidonius dianggap mewakili pemikir [[visual]], pembela [[monisme]], pendukung doktrin filasafat [[kosmik]], mediator antara pemikiran dunia Timur [[Orient]] dan Barat [[Occident]].<ref name="Edelstein"></ref>
 
Dalam bidang filsafat, Posidonius memiliki pengaruh yang kuat di Akademia, dampaknya, [[Platonisme]] berkembang pesat daripada [[Akademia]] yang di [[Athena]], yaitu dari catatan komentarikomentar dalam teks [[Philo dari Alexandria]].<ref name="Audi">{{en}} Robert Audi., The Cambridge Dictionary of Philosophy, Edinburg: Cambridge University Press, 1995, Hal. 5, 140</ref>
 
==Gagasan Pemikiran==
Basis gagasan Posidonius adalah materi, yang ia padai sebagai dasar dualistis sistem etika.<ref name="Edelstein"></ref> Pemikirannya etikanya agak bertentangan dengan dogma Stoa, bahwa hasrat tidak dinilai salah, tetapi hanya mengecilkan martabat manusia.<ref name="Edelstein"></ref> Dalam fisika, segala sesuatu adalah rahmat dari Ilahi, dibentuk ulang dan dibenahi oleh nalar ilahi.<ref name="Edelstein"></ref> Nalar adalah acuan dari kebenaran, ia merdeka dari persepsi.<ref name="Edelstein"></ref> Di sisi lain, dualitas dari benda-benda dan nalar dijembatani oleh bentuk-bentuk atau asas matematika.<ref name="Edelstein"></ref> Dalam tradisi Stoa, hanya Posidonius yang memikirkan matematika.<ref name="Edelstein"></ref>
 
[[Makrokosmos]] dan [[mikrokosmos]] terhubung dan tersusun seperti gradasi, yang terus ada karena dukungan kekuatan nalar yang irasional.<ref name="Edelstein"></ref> [[Allah]] menyelenggarakan semesta, hasrat mengikuti gagasan yang dipimpin oleh nalar, dan manusia di sini untuk merenungkannya dan menindklanjuti dalam praktik hidup.<ref name="Edelstein"></ref>
 
Walaupun [[Chrysippus]] memang telah mengatakan sebelumnya, yaitu mengenai simpati untuk hidup dengan merasa menjadi bagian dari keseluruhan semesta, Posidonius tetap tampak orisinal sebagai penegasan, ia mengadakan pennyelidikanpenyelidikan filsafat tentang tembok, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dari kebun, dengan membandingkannya dalam hubungan dengan hewan-hewan, [[tulang]] dan [[otot]], [[daging]] dan [[darah]], serta jiwa.<ref name="Sandbach"></ref> Ia mengelompokkan dunia dalam tiga divisi: secara tradisional terdapat tiga kerajaan atau [[kingdom]], [[binatang]], [[sayuran]], dan [[mineral]], yang tidak biasa dikendalikan oleh bentuk-bentuk yang berbeda dari adanya nafas, yaitu oleh jiwa (cirinya hidup), fisik (cirinya tumbuh), dan hexis (terkondisi, atau memiliki kondisi).<ref name="Sandbach"></ref> Menurut Posidonius, sebuah "kekuatan hidup" dapat dikenali di mana-mana. Menurutnya, [[manusia]] tidak dibentuk ulang (berasal) dari [[binatang]] yang kasar atau brutal, mereka memiliki gerak [[kecerdasan]] dan [[jiwa]]nya tidak murni masuk akal, tetapi memiliki unsur vegetatif dan bagian irasional.<ref name="Sandbach"></ref>