Nicolaas Adriani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP24Lidia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuseBP|[BP24Lidia]|25 April 2014|1 April 2014}}
 
'''N. Adriani''' atau Nicolaus Adriani adalah seorang ahli bahasa yang bekerja di [[Poso]], [[Sulawesi Tengah]].<ref name="J. A. Sarira">J. A. Sarira. Benih yang Tumbuh 6 - Gereja Toraja. Jakarta: LPS DGI dan BPS Gereja Toraja, 1975.</ref> Ia merupakan utusan dari [[Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG)]] atau [[Lembaga Alkitab Belanda]]<ref name="J. A. Sarira"/> <ref name="S. C. Graaf van Randwijk">S. C. Graaf van Randwijk. 1989. OEGSTGEEST. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 14, 451-453, 529-531, 568-570, 658.</ref> N. Adriani merupakan keponakan langsung dari J. W. Gunning, salah satu [[Zendeling]] terkenal dari [[Belanda]].<ref name="S. C. Graaf van Randwijk"/> N. Adriani bersama dengan J. W. Gunning berhasil mempengaruhi pandangan [[Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG)]] dan pimpinan zending di negeri Belanda mengenai pekerjaan para zendeling di [[Hindia-Belanda]] serta membangkitkan semangat [[Nederlandsch Bijbelgenoottschap (NBG)]] untuk semakin mendukung pekerjaan mereka di [[Poso]].<ref name="S. C. Graaf van Randwijk"/> Dalam surat-suratnya, N. Adriani selalu menyebut daerah yang ditempatinya sebagai Toraja, namun sebenarnya maksud N. Adriani adalah Toraja-Poso, mengingat saat itu ia memetakan hampir seluruh wilayah Sulawesi Tengah sebagai daerah Toraja.<ref name="Theodorus Kobong">Theodorus Kobong. 2008. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulias. hal. 21</ref> N. Adriani tiba di [[Poso]] pada bulan [[Maret 1895]].<ref name="J. Kruyt">J. Kruyt. Kabar Keselamatan dari Poso. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977.</ref> Pada bulan [[Desember 1899]] hingga [[oktober 1900]] ia mengadakan perjalanan melalui [[Jawa]] dan [[Sumatra]] dan dari [[Desember 1902]] sampai [[Maret 1905]] mengadakan perjalanan ke [[Minahasa]].<ref name="J. Kruyt"/> N. Adriani bekerja di Poso dari tahun 1895-1923.<ref name="S. C. Graaf van Randwijk"/> N. Adriani juga menjadi salah satu sumber informasi bagi [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]] dalam menetukan tempat-tempat yang akan dijadikan sebagai medan pekabaran Injil.<ref name="A. Sanda Rumpa'">A. Sanda Rumpa'.1992. Injil yang Dinamis. Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, hal. 47-57</ref> Mengenai metode pekabaran Injil, N. Adriani lebih memilih untuk melakukan penginjilan kepada orang-orang yang masih menganut agama suku, sebab menurut N. Adriani, melakukan penginjilan kepada orang-orang yang sudah menganut agama Islam akan menghadapi kendala yang lebih besar.<ref name="S. C. Graaf van Randwijk"/> Pada saat itu, N. Adriani bekerja sama dengan [[A. C Kruyt]] memetakan rumpun suku [[Toraja]] yang meliputi [[Rantepao]], [[Makale]], [[Palopo]], [[Mamasa]], [[Palu]] dan [[Poso]], dengan kata lain hampir meliputi seluruh daerah [[Sulawesi Tengah]]. <ref name="Andarias Kabanga'">Andarias Kabanga'. 2002. Manusia Mati Seutuhnya. Yogyakarta: Media Pressindo. hal.1</ref> Pada Juli 1914 ia mengambil cuti karena sakit dan akhirnya kembali ke [[Belanda]].<ref name="J. Kruyt"/> Pada bulan Mei 1914, ia kembali ke Poso dan melanjutkan pekerjaannya di sana, hingga ia meninggal pada tanggal [[1 Mei 1926]].<ref name="J. Kruyt"/>
 
==Referensi==