Suku Kutai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lempukng (bicara | kontrib)
Lempukng (bicara | kontrib)
Baris 113:
 
 
Puak sendawar yang sebagian besar masih bertahan dengan adat/kepercayaan lama kemudian berpencar membentuk kelompok-kelompok suku pedalaman dan terasing. Mereka kini menjadi suku [[Tunjung, Benuaq, Penihing, Oeheng, Bentian, Bahau, Modang]] dan lain-lain[[Benuaq]]. Mereka adalah suku yang disebut [[Suku Dayak]] pada masa kini. Dayak adalah sebutan yang dipopulerkan oleh orang Belanda dan peneliti asing, dimana mereka menyebut suku - suku asli yang mendiami pedalaman Kalimantan. Sehingga istilah dayak sendiri sebenarnya bukan berasal dari leluhur orang Kalimantan itu sendiri. Oleh karena itu masih ada beberapa dari [[Suku Dayak]] enggan disebut Dayak. Mereka lebih memilih disebut subsukunya, seperti orang Tunjung, orang Benuaq, dan lain - lain.
 
 
Jadi yang disebut [[Suku Kutai]] sekarang ini adalah suku dari puak pantun, punang, pahu dan melani yang mudah berakulturasi dengan pendatang dan perlahan meninggalkan adat lamanya. Sedangkan [[Suku Dayak]] [[Tunjung]] dan [[Benuaq]] adalah dari puak sendawar yang tetap teguh memegang keyakinan leluhur. Jadi [[Suku Kutai]] bukanlah suku melayu muda akan tetapi adalah suku melayu tua, sama seperti [[Suku Dayak]]. Pengelompokkan [[Suku Kutai]] kedalam ras melayu muda hanya berdasarkan Sosio-religius atau kultural, bukan berdasarkan jenisnya"darah" (melayu tua).
 
==Problematika klasifikasi Dayak atau Melayu==