Plutarkhos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 25:
 
'''Lusius Mestrius Plutarkhos''' atau dikenal dengan sebutan '''Plutrach''' ({{lang-la|Lucius Mestrius Plutarchus}}, {{lang-el|Μέστριος Πλούταρχος}}; ''c.'' 46 – 120 — umumnya disebut '''Plutarkhos''' — adalah [[sejarawan]], pembuat [[biografi]], pembuat esai [[Romawi]] dari etnis [[Yunani]].<ref name="Hagg">{{en}}Thomas Hagg., The Art of Biography in Antiquity, Edinburg: Cambridge University Press, 239-250</ref> Plutarch lahir pada keluarga yang penting di [[Chaeronea]], [[Boeotia]], kota yang terletak sekitar 20 mil sebelah timur [[Delphi]].<ref name="Hagg"></ref> Karyanya meliputi ''[[Parallel Lives]]'', Symposiacs<ref name="Adler"></ref> (Table Talk: Pembicaraan Meja) dan ''[[Moralia]]''.<ref name="Hagg"></ref> Plutrach adalah seorang intelek yang antusias, diyakini termasuk pengikut Plato, tetapi tulisannya dalam bidang politik berbeda dengan Plato. Risalah yang masih ada: Nasihat Politik, Apakah para tetua seharusnya terlibat politik?; Mengapa para [[filsuf]] seharusnya berkominikasi dengan penata hukum, kepada seorang penegak hukum tak terpelajar?- yang semua itu berhubungan dengan situasi sejarah pada masanya.<ref name="Rowe el t al"></ref>
 
Sebagai penulis biografi, ia menuliskan biografi para pemimpin Romawi, di antaranya adalah [[Fabius]], [[Alexander]], [[Caesar]], [[Anthny]], dan [[Marcellu]].<ref name="Susanto">{{id}}A.B. Susato., 60 Management Gems: Applying Management Wisdom in Lifes Menurut, Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama., Hal. 22</ref> A.B Susanto, seorang trainer [[managemen]], Plutarch memberikan pelajaran terbaik dan paling cerdas tentang kepemimpinan dari [literatur]] yang dapat ditemukan di mana pun.<ref name="Susanto"></ref>
 
 
Baris 38 ⟶ 40:
 
Plutarch agaknya selalu memikirkan keterlibatan hidup para filsuf dengan dunia politik.<ref name="Rowe el t al"></ref> Hal ini yang membedakannya dengan Plato, bahwa seorang filsuf (tradisi [[Stoa]] mengajak orang menjadi shopis yang bukan saja mencintai kebijaksanaan, melainkan menjadi bijak), tidak perlu terlibat dalam dunia politik.<ref name="Rowe el t al"></ref> Namun penarikan dari kehiduan politik, menurut Plutarch juga tidak diperbolehkan, meskipun sementara. Anti politik dan hidup non-aktif dari politik bahkan dianggap sebuah tindakan tercela.<ref name="Rowe el t al"></ref> Politik bahkan dianggap sebagai daerah sakral, mengandung sesuatu yang ilahiah, terkadang dideskripsikan dalam istilah inisiasi<ref name="Rowe el t al"></ref>:
{{Cquote|Negarawan yang sempurna turut campur dalam persoalan publik, pertama-tama dengan menjadi calon inisiasi, tetapi pada akhirnya ia akan menjadi orang yang mengajar dan menginisiasi (menginspirasi) orang lain. Aktivitas politik adalah pengabdian kepada tanah air seseorang, yang bahkan dapat mengklaim hak yang lebih tinggi ketimbang orang tua seseorangaseseorang. Negarawan atau warga negara yang baik seharusnya tidak menolak atau meremehkan setiap jabatan publik, betapapun sederhananya, setiap jabatan adalah kebaikan [[sakral]]. |4=[[Plutarch]] dalam [[Praec. 824a-b, 795e, 792e, 816a]]}}
 
==Plutarch dan Stoa dalam Etika==
Plutarch senada dengan pemikiran Stoa yang menekankan hidup dalam kemandirian prinsip demi kebahagiaan, terlibat politik dalam mencapai kebaikan, melakukan pengabdian kepada negara dan [[Tuhan]] melalui hukum [[Ilahi]]. Baginya, tujuan politik adalah sesuatu yang baik secara moral dan tidak ada yang lain. Kebaikan politik adalah yang paling sempurna dan tak satu pun dari kebaikan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dapat lepas dari hukum, keadilan dan kekuasaan.
 
{{Cquote|Politik adalah bukan sesuatu bentuk pengabdian (leitourgia) yang mencapai batasnya ketika kebutuhan yang dilayani terpenuhi, tetapi merupakan jalan hidup bagi makhluk yang mulia dan diciptakan untuk ''polis'' dan bermasyarakat, dan pada dasarnya ditetapkan untuk menjalankan kehidupan politik, mengejar cita-cita yang baik secara moral dan setiap saat memperlakukan orang lain dengan rasa kemanusiaan.|4=[[Plutarch]] dalam [[Should the Elderly Engage in Politics?791c]]}}
 
==Pengaruh Plutarch==
Salah satu tokoh besar yang dipengaruhi oleh Plutarch adalah [[Jean Jacques Rousseau]].<ref name="Suhelmi"></ref> Plutarch sangat mempengaharuhi dirinya.<ref name="Suhelmi"></ref> Bahkan karena Rousseau sering membaca karya-karya setiap malam, ia sangat terobsesi menjadi seorang negarawan Romawi, walau usianya masih 12 tahun.<ref name="Suhelmi">{{id}} Ahmad Suhelmi., Sejarah Pemikiran Barat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, Hal. 238</ref>
 
 
Baris 63 ⟶ 68:
 
{{Link GA|de}}
 
[[Kategori:Romawi Kuno]]
[[Kategori:Yunani Kuno]]
[[Kategori:Filsafat Yunani]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]
[[Kategori:Kelahiran 120 M]]
[[Kategori:Kematian 46 M]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]