Lembaga Kebudayaan Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k rapikan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Lembaga Kebudajaan Rakjat''' ([[EYD]]: '''Lembaga Kebudayaan Rakyat''') atau dikenal dengan akronim '''Lekra''', merupakan organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia. Lekra didirikan atas inisiatif [[D.N. Aidit]], [[Nyoto]], [[M.S. Ashar]], dan [[A.S. Dharta]] pada tanggal [[17 Agustus]] [[1950]], Lekra mendorong seniman dan penulis untuk mengikuti doktrin [[realisme sosialis]]. D.N. Aidit dan Nyoto saat itu adalah pemimpin [[Partai Komunis Indonesia]] yang baru dibentuk kembali setelah kegagalan gerakan [[Musso]] dalam [[Peristiwa Madiun]].
 
Lekra bekerja khususnya di bidang [[kebudayaan]], [[kesenian]], dan [[ilmu pengetahuan]]. Lekra bertujuan menghimpun tenaga dan kegiatan para penulis, seniman, dan pelaku kebudayaan lainnya, serta berkeyakinan bahwa kebudayaan dan seni tidak bisa dipisahkan dari rakyat. Anggota Lekra yang terkenal adalah [[Pramoedya Ananta Toer]], [[Rivai Apin]], dan [[Hersri Setiawan]].
 
Semakin vokal terhadap anggota non-Lekra, kelompok bersatu melawan [[Manifesto Kebudayaan|Manikebu]] (Manifesto Kebudayaan), akhirnya mengarah ke Presiden [[Soekarno]] untuk melarang itu. Setelah Gerakan 30 September, Lekra dibubarkan berdasarkan [[TAP MPR|Ketetapan MPRS]] No. XXV/MPRS/1966 tentang Pelarangan Ajaran Komunisme, Leninisme, dan Pembubaran Organisasi PKI beserta Organisasi Massanya.
 
==Gaya==
Penulis prosa Lekra umumnya dipengaruhi oleh [[Realisme sastra]]. Namun, pengaruh Lekra menjadi semakin [[propaganda|propagandis]]. Sebagian besar karya yang diterbitkan adalah puisi dan cerita pendek, dengan novel yang jauh lebih jarang.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|pp=241-242}}
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==