Zygmunt Bauman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP27Yohannes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014 Suntingan perangkat seluler
BP27Yohannes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014 Suntingan perangkat seluler
Baris 16:
Zaman postmodern hadir untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan maupun kekurangan-kekurangan yang masih terjadi di zaman modern. <ref name="Zygmunt">{{en}} Zygmunt Bauman. 1996. ''Postmodern Ethics''. Cambridge: Blackwell </ref> Menyikapi masa postmodern ini, Zygmunt Bauman berpendapat bahwa pandangan orang mulai berubah dari yang memandang sesama manusia sebagai obyek menjadi memandang sesamanya sebagai subyek. <ref name="Zygmunt"/> Hal itulah yang melahirkan paham yang dikenal sebagai [[subyektivisme]]. <ref name="Zygmunt"/> Selain itu, zaman postmodern juga melahirkan [[relativisme]] dan [[empirisme]] serta bersifat dekonstruktif. <ref name="Zygmunt"/> Zaman ini melihat pengetahuan sebagai salah satu yang dipandang secara optimistik dan melihat bahasa sebagai petunjuk bukan sebagai instrumen untuk memahami konteks sosial. <ref name="Zygmunt"/>
 
Bagi Zygmunt Bauman, postmodernisme dilihat sebagai kesadaran modernitas atas sifat dasarnya. <ref name="Zygmunt"/> Ia melihat postmodern sebagai bentuk modernitas yang mengkritik, mencemarkan, dan merombak pengetahuan serta nilai-nilai yang sudah ada. <ref name="Zygmunt"/> Selain itu, postmodernisme dilihat sebagai karakteristik modernitas yang paling terlihat, seperti adanya pluralisme yang terstruktur, kemajemukan masyarakat, suatu hal yang kebetulan, dan ambivalensi dalam bertindak. <ref name="Zygmunts">{{en}} Zygmunt Bauman. 1997. ''Life in Fragments: Essays Postmodern Morality''. Cambridge: Blackwell.</ref> Zygmunt Bauman melihat ambivalensi sebagai sebuah tindakan atau perasaan yang bertentangan, yaitu sebuah aksi yang tidak ditetapkan oleh kontrol faktor-faktor luar diri manusia. <ref name="Zygmunts"/> Dalam dunia politik postmodern, ambivalensi seperti itu menjadi dimensi utama dari ketidaksetaraan. <ref name="Zygmunts"/> Hal itu menuntut pengetahuan sebagai kunci untuk kebebasan dan mempertinggi tingkatan sosial, sehingga menimbulkan pemisahan ciri-ciri antara pengetahuan dan peniruan diri, dengan aspek kognitif. <ref name="Zygmunts"/>
 
Era postmodern juga mengakibatkan kebenaran yang relatif. <ref name="Zygmunts"/> Orang-orang cenderung memiliki kebenaran yang berbeda-beda satu sama lainnya. <ref name="Zygmunts"/> Keadaan ini sebenarnya menjadi ciri yang paling kentara dengan zaman postmodern <ref name="Zygmunts"/>. Menurut Zygmunt Bauman, perbedaan-perbedaan yang terjadi di antara manusia disebabkan karakter manusia yang cenderung tidak mau diatur. <ref name="Zygmunts"/> Pada zaman ini Zigmunt Bauman juga menyatakan bahwa pengetahuan sama seperti cairan yang tidak memiliki bentuk tetap dan terus bergerak dengan bebas ke mana pun ia pergi dan beranjak. <ref name="Zygmunts"/> Dengan kata lain, tidak ada sebuah bentuk yang pasti dan utuh sehingga kebenaran itu akan terus berubah sesuai dengan konteks lingkungan sekitarnya. <ref name="Zygmunts"/>