Hermeneutika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
55hans (bicara | kontrib)
Baris 13:
Hermeneutika kemudian keluar dari disiplin filologi bahkan melampaui maksud dari empat tingkatan interpretasi abad pertengahan ketika [[Schleiermacher]] menyatakan bahwa proses interpretasi jauh lebih umum dari sekedar mencari makna dari sebuah teks. Ia kemudian menjadikan hermeneutika sebuah disiplin filsafat yang baru. <ref name="palmquist"></ref><ref name="mulyono"/> Hal tersebut disetujui dan dikembangkan oleh [[Wilhelm Dilthey]] di ujung abad 19 M.{{fact}} Ia memadukan konsep [[sejarah]] dan filsafat serta menjauhi [[dogma]] [[metafisika]] untuk melahirkan pemahaman yang baru terhadap Hermeneutika.<ref name="mulyono"></ref> Ia kemudian memahami bahwa proses hermeneutika adalah sesuatu yang menyejarah, sehingga harus terus-menerus berproses di setiap [[generasi]].<ref name="mulyono">{{cite book| author=Mulyono, Edi. dkk|title=Belajar Hermeneutika|publisher= IRCiSod|Location=Yogyakarta|year=2012|id=ISBN 978-602-255-013-6}}hal 20-22, 34-35, 69-70, 155-156.</ref> Walaupun melahirkan pemahaman yang [[tumpang-tindih]], hubungan keilmuan yang [[dinamis]] akan sangat berperan untuk menyatukan kembali pemahaman dalam [[sudut pandang]] yang bersifat [[obyektif]].<ref name="poespoporodjo"></ref> <ref>{{cite book|author=poespoporodjo, W.|tittle=Hermeneutika|publisher=pustaka setia|location=Bandung|year=2004}} hal. 55-56.</ref>
 
Abad 20 M, ditandai sebagai era [[post-modern]] dalam sejarah [[filsafat barat]], [[fenomenologi]] lahir sebagai paham baru yang merambah dunia hermeneutika.<ref name="mulyono/"/> Adalah [[Martin Heidegger]], yang mengatakan bahwa proses Hermeneutis merupakan proses pengungkapan jati diri dan permasalahan [[eksistensi]] manusia yang sesungguhnya. <ref name="mulyono"></ref>Usahanya mendapat respon postif dari [[Hans-Georg Gadamer]] yang kemudian memadukan Hermeneutika Heidegger dengan konsep [[estetika]].<ref name="mulyono"/>Keduanya sama-sama sepakat bahwa [[ Yang-Ada]] berusaha menunjukkan dirinya sendiri melalui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manusia, terutama [[bahasa]].<ref name="mulyono"/>
 
Hermeneutika di akhir abad 20 M mengalami pembaharuan pembahasan ketika [[Paul Ricoeur]] memperkenalkan teorinya. <ref name="poespoporodjo"/> Ia kembali mendefinisikan Hermeneutika sebagai cara menginterpretasi teks, hanya saja, cara cakupan teks lebih luas dari yang dimaksudkan oleh para [[cendikiawan]] abad pertengahan maupun modern dan sedikit lebih sempit jika dibandingkan dengan yang dimaksudkan oleh Heidegger.<ref name="poespoporodjo">{{cite book|author=poespoporodjo, W.|tittle=Hermeneutika|publisher=pustaka setia|location=Bandung|year=2004}}hal, Teks yang dikaji dalam hermeneutik [[Ricoeur]] bisa berupa teks baku sebagaimana umumnya, bisa berupa simbol, maupun mitos.{{fact}} Tujuannya sangat sederhana, yaitu memahami realitas yang sesungguhnya di balik keberadaan teks tersebut.{{fact}}