Tionghoa Parit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k rrt
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 4:
 
== Orang Tionghoa di Kalimantan Selatan ==
Orang Tionghoa sudah datang ke Kalimantan Selatan pada abad ke-14 (Hikayat Banjar). Kronik Cina Sejarah Dinasti Ming, mencatat kunjungan pedagang-pedagang Tionghoa pada masa Sultan Hidayatullah (raja Banjar muslim ke-3). Di Banjarmasin, suku Tionghoa menempati suatu kawasan yang disebut 'Pacinan' (Chinezen Camp). Sedangkan istilah Orang Tionghoa Parit tidak pernah digunakan sebelumnya dan merupakan istilah yang tidak dikenal sebagai suatu kelompok etnik di Kalimantan Selatan. Penamaan Orang Cina sudah lazim digunakan di [[Kalimantan]] pada umumnya dan bukanlah sesuatu yang dimaksudkan sebagai penghinaan, tetapi semata-mata merupakan penamaan etnik yang sudah digunakan sejak lama di daerah ini. Keberadaan komunitas Orang Cina Parit sekaligus dapat mewakili keberadaan suku Tionghoa secara keseluruhan yang ada di Kalimantan Selatan pada umumnya. Pada pencatatan oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] tahun [[1895]], jumlah suku Tionghoa yang terdapat di ''Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo'' ([[Kalsel]]-[[Kalteng]]-[[Kaltim]]-[[Kaltara]]) seluruhnya berjumlah 4.525 jiwa (laki-laki 2.829). Jadi sejak dahulu jumlah populasi di ke-34 provinsi tersebut relatif sedikit dibanding dengan daerah lainnya di [[Borneo]] yaitu [[Kalbar]], [[Sarawak]] dan [[Sabah]] yang jumlah suku Tionghoanya mencapai 40% dari populasi penduduk daerah-daerah tersebut. Di Kalteng, Kalsel dan Kaltim (beserta Kaltara), suku Tionghoa tidak termasuk ke dalam delapan etnik terbesar menurut sensus tahun [[2000]] pada masing-masing provinsi tersebut.
 
[[Berkas:Rumah_Joglo_Gudang.jpg|thumb|200px|Rumah [[Joglo Gudang]] yang menjadi ciri khas rumah tinggal suku Tionghoa di Banjarmasin yang sudah hampir punah.]]