Wihara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
k edited typo
Bthohar (bicara | kontrib)
edited typo; added reference
Baris 6:
Wihara adalah rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil.
Klenteng adalah rumah ibadah penganut taoisme, maupun konfuciusisme.
Tetapi di Indonesia, karena orang ygyang ke wihara/kuil/klenteng, umumnya adalah etnis tionghoaTionghoa, maka menjadi agak sulit untuk dibedakan, karena umumnya sudah terjadi sinkritisme antara Buddhisme, Taoisme, dan Konfuciusisme.<ref>Tionghoa info. <http://www.tionghoa.info/klenteng/></ref> Salah satu contohnya adalah [http://kalyana-mitta.com/ Vihara Kalyana Mitta] yang terletak di daerah Pekojan, Jakarta Barat.
Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dari [[klenteng]] dan wihara. Klenteng dan wihara pada dasarnya berbeda dalam [[arsitektur]], umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya berarsitektur tradisional [[Tionghoa]] dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Wihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, wihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada wihara Buddhis aliran [[Mahayana]] yang memang berasal dari Tiongkok.
 
Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dariantara [[klenteng]] dan wihara. Klenteng dan wihara pada dasarnya berbeda dalam [[arsitektur]], umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya berarsitektur tradisional [[Tionghoa]] dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Wihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, wihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada wihara Buddhis aliran [[Mahayana]] yang memang berasal dari Tiongkok.
Perbedaan antara klenteng dan wihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa [[G30S]] pada tahun [[1965]]. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan [[kebudayaan Tionghoa]], termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa, oleh pemerintah [[Orde Baru]]. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi istilah dari [[bahasa Sanskerta]] ataupun [[bahasa Pali]], mengubah nama sebagai wihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama [[Buddha]] demi kelangsungan peribadatan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan wihara.
 
Perbedaan antara klenteng dan wihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa [[G30S]] pada tahun [[1965]]. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan [[kebudayaan Tionghoa]], termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa, oleh pemerintah [[Orde Baru]].<ref>Jaringnews. <http://www.jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/8580/ini-dia-inpres-zaman-orba-yang-larang-perayaan-imlek></ref> Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi istilah dari [[bahasa Sanskerta]] ataupun [[bahasa Pali]], mengubah nama sebagai wihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama [[Buddha]] demi kelangsungan peribadatan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan wihara.
 
Setelah Orde Baru digantikan oleh [[Orde Reformasi]], banyak wihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada wihara.
 
====== Catatan ======
<references />
== Referensi ==
* Chakrabarti, D.K. (1995). Buddhist sites across South Asia as influenced by political and economic forces. ''World Archaeology'' 27(2): 185-202.
* Mitra, D. (1971). ''Buddhist Monuments''. Sahitya Samsad: Calcutta. ISBN 0-89684-490-0.
* Tadgell, C. (1990). ''The History of Architecture in India''. Phaidon: London. ISBN 1-85454-350-4.
* Khettry, Sarita (2006). ''Buddhism in North-Western India: Up to C. A.D. 650". R.N. Bhattacharya: Kolkata. ISBN 978-81-87661-57-3.
*{{cite book |last= Rajan|first= K.V. Soundara|title= Rock-cut Temple Styles: Early Pandyan Art and The Ellora Shrines|year=1998|publisher= Somaiya Publications|location= Mumbai|isbn= 81-7039-218-7}}