Perbandingan antara Buddhisme dan Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh Rusidi (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh JohnThorne. (TW)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Christ et Buddha by Paul Ranson 1880.JPG|right|thumb|280px|Lukisan ''ChristKristus etdan Buddha'' (1880) karya [[Paul Ranson]].]]
{{takakurat}}
Sejak kedatangan [[misionaris]] [[Kristen]] di [[Dunia Timur]] pada [[abad ke-13]], diikuti dengan kehadiran [[agama Buddha]] di [[Eropa Barat]] pada [[abad ke-18]] dan [[abad ke-19|ke-19]], sejumlah kemiripan dianggap terkandung dalam ajaran Buddha dan Kristen.<ref name="Buddhism 2004, page 160">Macmillan Encyclopedia of Buddhism, 2004, page 160</ref><ref name=Davids/> Selama abad ke-20, perbedaan antara dua agama tersebut juga mendapat sorotan.<ref name=Leslie140>''Jesus: The Complete Guide by J. L. Houlden (Feb 8, 2006) ISBN 082648011X pages 140-144</ref>
[[Berkas:Christ et Buddha by Paul Ranson 1880.JPG|right|thumb|280px|''Christ et Buddha'' (1880) karya [[Paul Ranson]]]]
Sejumlah orang{{siapa}} melihat '''persamaan antara [[Buddha]] dan [[Yesus]]''' baik dalam riwayat hidup maupun pengajaran agama masing-masing. Hal ini menimbulkan munculnya pernyataan bahwa ajaran Kristen berasal dari ajaran Buddha serta Yesus pernah mempelajari Buddha Dharma bahkan pernah tinggal di Wihara Buddha.{{cn}} Namun sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis sampai lama setelah zaman Yesus, sehingga para pendeta Buddha pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai, sedangkan rujukan mengenai kehidupan Buddha tidak ada yang berasal dari zamannya sendiri.
 
Meskipun tampaknya ada kemiripan, agama Buddha dan Kristen memiliki perbedaan inheren dan fundamental dalam jati diri masing-masing, mulai dari konsep [[monoteisme]] yang menjadi asas pokok Kekristenan, yang berbeda dengan orientasi agama Buddha yang cenderung [[non-teisme|non-teistis]], serta bantahan terhadap kepercayaan akan Sang Pencipta dunia yang bertolak belakang dengan ajaran [[Tuhan dalam Kekristenan]]; lebih lanjut lagi, pentingnya [[diselamatkan oleh anugerah|penyelamatan oleh anugerah]] bertolak belakang dengan konsep [[karma]] yang tak terelakkan dalam mazhab [[Theravada]] dan sekte Buddha lainnya.<ref name=Numrich10>''The Boundaries of Knowledge in Buddhism, Christianity, and Science'' by Paul D Numrich (Dec 31, 2008) ISBN 3525569874 page 10</ref><ref name=Bromo515>''International Standard Bible Encyclopedia: E-J'' by Geoffrey W. Bromiley (Mar 1982) ISBN 0802837824 pages 515-516</ref>
== Latar Belakang ==
 
Pada [[abad ke-19]], sebuah tema yang mengundang perhatian besar sejumlah pemikir. Mereka membicarakan tahun-tahun yang hilang dari Yesus, yaitu masa yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab [[Injil]], ketika Ia berusia antara 12 sampai 30 tahun. Ada yang berspekulasi bahwa saat itu Dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2010/04/30/brk,20100430-244493,id.html Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah? - Tempointeraktif.com]</ref>
Citra figur utama dua agama tersebut juga menekankan perbedaan yang menggambarkan kerangka kepercayaan masing-masing. [[Buddha Gautama]] wafat dalam damai pada usia tua, sedangkan [[Yesus]] mati menderita di atas [[penyaliban Yesus|salib]] sebagai pengorbanan demi [[Penebusan Dosa|menebus dosa]] umat manusia. Sarjana Buddhis semisal [[Masao Abe]] memandang bahwa pentingnya makna penyaliban dalam agama Kristen merupakan 'jurang pemisah' yang mutlak antara agama Buddha dan Kristen.<ref name=Suzuki113>''Mysticism, Christian and Buddhist'' by Daisetz Teitaro Suzuki (Aug 4, 2002) ISBN 1605061328 page 113</ref>
 
Banyak penelitian modern yang membantah dalil historis tentang perjalanan Yesus ke [[India]] atau [[Tibet]], atau kesan mempengaruhi-dipengaruhi antara ajaran Kristen dan Buddha, dan memandang perkara ini sebagai simbolisme paralel belaka, yang disertai oleh gejala [[paralelomania]], yaitu sikap melebih-lebihkan suatu kemiripan kecil, bahkan sepele.<ref name=Voorst17>Van Voorst, Robert E (2000). Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence. Eerdmans Publishing. ISBN 0-8028-4368-9 page 17</ref><ref name=Collins>[[Gerald O'Collins]], "The Hidden Story of Jesus" ''New Blackfriars'' Volume 89, Issue 1024, pages 710–714, November 2008</ref>
 
==Awal dugaan kemiripan==
[[File:Franciscus de Xabier statue cropped.jpg|thumb|180px|left|Patung [[Francis Xavier]] (tengah) dengan murid Jepangnya, [[Anjirō]] (kiri) dan [[Bernardo si Jepang|Bernardo]], di Taman Xavier, [[Kagoshima]], Jepang.]]
Kabar tentang ajaran Buddha mulai terdengar di [[Eropa Barat]] pada [[abad ke-13]], setelah dibawa melalui perjalanan [[misionaris]] [[Kristen]] seperti [[John of Montecorvino]], dan mulai hadir pada [[abad ke-16]] setelah misionaris seperti St. [[Francis Xavier]] bertugas di [[Dunia Timur|belahan bumi timur]].<ref name="Buddhism 2004, page 160"/>
 
Pada [[abad ke-19]], sebuah tema yang mengundang perhatian besar sejumlah pemikir. Mereka membicarakan tahun-tahun yang hilang dari [[kronologi kehidupan Yesus]], yaitu masa yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab [[Injil]], ketika Ia berusia antara 12 sampai 30 tahun. Ada yang berspekulasi bahwa saat itu Dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2010/04/30/brk,20100430-244493,id.html Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah? - Tempointeraktif.com]</ref>
 
Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan mulai merasakan persamaan antara ajaran Buddha dan Kristen, contohnya pada tahun 1878, [[T.W. Rhys Davids]] menulis bahwa misionaris zaman dahulu yang datang ke Tibet mengamati bahwa kemiripan sudah terlihat sejak kontak pertama: "[[Lamaisme]] dengan [[lama|pendetanya yang botak]], lonceng dan rosario, arca dan [[air suci]], pemimpin agung dan kepala biara, biarawan dan rahib dengan berbagai tingkatan, prosesi dan hari puasa, [[pengakuan dosa]] dan [[penyucian]], dan pemujaan terhadap dewi suci, sangat mirip dengan [[Katolik Roma|Romanisme]], sehingga para misionaris Katolik mulanya berpikir bahwa itu merupakan imitasi agama Kristus yang didalangi oleh [[iblis]]."<ref name=Davids>''Encyclopædia Britannica'', 1878 edition, article ''Buddhism'' by T.W. Rhys Davids</ref> Pada tahun 1880, Ernest De Bunsen membuat pengamatan serupa—dengan pengecualian tentang kematian Yesus di kayu salib, serta doktrin [[Penebusan Dosa]] dalam Kekristenan—bahwa banyak teks Buddhis kuno yang mirip dengan tulisan dalam [[Injil]] tentang [[kronologi kehidupan Yesus|kehidupan]] dan ajaran Yesus.<ref>Ernest De Bunsen, The Angel Messiah of Buddhists, Essenes and Christians (London, 1880), p. 50.</ref>
 
Pada tahun [[1897]], di Jerman muncul satu buku yang berjudul: “Vergleichende Ubersicht der vier Evangelien” (Studi perbandingan empat [[Injil]]) oleh S.E. Verus.<ref>S. E. Verus. Vergleichende Uebersicht (Vollständige Synopsis) der vier Evangelien in unverkürtztem Wortlaut: (Luther-Uebersetzung, rev. Ausg. Halle 1892). Leipzig: P. van Dyk, 1897. (S.E. Verus adalah nama pena dari pengarang sebenarnya: Titus Voelkel).</ref> Verus mencatat pendapat bahwa sejumlah catatan [[Alkitab]] mengenai kehidupan Yesus berisi banyak sekali persamaannya dengan kehidupan Buddha seperti yang diyakini oleh para pengikutnya saat itu.
 
Penulis buku ''Jesus's Godama Sources'' mengklaim bahwa dalam kebudayaan Barat, atau kebudayaan Kristen, tidak ada kesadaran untuk mengakui sikap menyerap gagasan dari luar. Untuk mendukung klaim ini, penulis mengutip kata-kata Max Muller dalam buku ''India, What Can it Teach Us'', yang menyatakan: "Secara alami, kita pasti langsung menganggap bahwa kisah-kisah Buddhis merupakan adaptasi dari buku-buku Kristen, dan bukan sebaliknya. Namun kini pemikiran para sarjana berubah. Beberapa cerita (Kristen) ditemukan dalam kitab Buddha Hinayana dan tentu saja berasal dari masa sebelum agama Kristen."<ref>JESUS'S GODAMA SOURCES, p. 65 </ref>
 
Pada tahun 1904, William Crooke berpendapat bahwa [[rosario]] umat Kristen sesungguhnya berasal dari India, dan hadir di Eropa Barat karena [[Perang Salib]], dengan bentuk awal berdasarkan versi muslim, yaitu [[tasbih]].<ref>{{cite book |last=Crooke |first=William |url=http://books.google.com/?id=o6UCAAAAMAAJ&pg=RA5-PA407&lpg=RA5-PA407&dq=rosary+india+crusades#PPP12,M1 |title=Things Indian: Being Discursive Notes on Various Subjects Connected with India |publisher=Charles Scribner's Sons |location=New York |year=1904 |accessdate=2007-01-14}}</ref> Tahun 1921, [[Charles Eliot (diplomat)|Charles Eliot]], duta besar Inggris untuk Jepang juga menulis kemiripan antara ajaran Kristen dengan padanannya dalam tradisi Buddha, dan berhipotesis bahwa keduanya berpangkal pada asal yang sama.<ref>''Hinduism and Buddhism, An Historical Sketch'', Vol 3, 1921</ref> Pada awal abad ke-20, [[Burnett Hillman Streeter]] berpendapat bahwa ajaran moral Sang Buddha memiliki empat kesamaan dengan [[khotbah di bukit]].<ref>{{cite journal |title=Did Buddhism influence early Christianity? |first=N. S. |last=Chandramouli |publisher=The Times of India |date=1997-05-01}}</ref>
 
Pada akhir abad ke-20, sejarawan [[Jerry H. Bentley]] juga menulis anggapan kemiripan dan berkata bahwa ada kemungkinan "agama Buddha memengaruhi perkembangan awal agama Kristen" dan mengajukan "sejumlah hal menarik yang mengandung kemiripan seputar kelahiran, riwayat, doktrin, dan kematian antara Sang Buddha dan Yesus".<ref>{{cite book |title=Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times |first=Jerry H. |last=Bentley |publisher=Oxford University Press |year=1992 |isbn=978-0-19-507640-0 |page=240}}</ref> Beberapa pemuka Buddha juga menarik hubungan antara Yesus dan Buddhisme, contohnya pada tahun 2001, [[Tenzin Gyatso|Dalai Lama]] menyatakan bahwa "Yesus Kristus juga mengalami kehidupan sebelumnya," dan menambahkan bahwa "Seperti yang Anda ketahui, Ia telah mencapai tingkatan yang tinggi, entah sebagai Bodhisatwa, atau orang yang tercerahkan, melalui praktik Buddhis atau semacamnya".<ref>Beverley, James A., ''Hollywood's Idol'', [[Christianity Today]] [http://www.christianitytoday.com/ct/2001/june11/15.64.html June 11 2001, Vol. 45, No. 8], Christianity Today, " Diakses pada 20 April 2007</ref>
 
==Buddha==
Baris 19 ⟶ 35:
 
Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei 543 SM).
 
{{takakurat}}
 
==Ajaran Buddha==