Sungai Citarum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 202.152.195.68 (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh Kenrick95Bot. (TW)
Baris 1:
{{kegunaanlain|Citarum atau Ci Tarum|Citarum (disambiguasi)}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg van een pontonbrug naast de spoorbrug over de rivier Citarum tijdens een oefening van de genie Tandjoengpoera TMnr 60016114.jpg|thumb|350px|Ci Tarum, dengan jembatan kereta api di atasnya, dekat [[Stasiun Kedunggedeh]].]]
'''Ci Tarum'''<ref>Pengejaan mengikuti pedoman penamaan nama geografi.</ref> atau '''Citarum''' adalah [[sungai]] terpanjang dan terbesar di Provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini<ref>[[Bank Pembangunan Asia]] memperkirakan sekitar [http://asiacalling.kbr68h.com/index.php/archives/2611 28 juta jiwa].</ref>, sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga waduk PLTA dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu.
 
==Etimologi==
CitarumCi Tarum disusun oleh dua kata yaitu Ci yang artinya sungai atau air dan [[tarum]] yang merupakan nama tumbuhan penghasil warna nila. Dari asal usul kata ini bisa disimpulkan bahwa pada jaman dahulu banyak tumbuhan tarum di sepanjang CitarumCi Tarum.
 
== Geografi ==
Panjang aliran sungai ini sekitar 300 km. Secara tradisional, hulu CitarumCi Tarum dianggap berawal dari lereng [[Gunung Wayang]], di tenggara Kota Bandung, di wilayah Desa [[Cibeureum, Kertasari, Bandung]].<ref>[http://www.pusair-pu.go.id/artikel/ketiga.pdf Status mutu air sungai (Studi Kasus S. Citarum).] Puslitbang SDA.</ref> Ada tujuh mata air yang menyatu di suatu danau buatan bernama [[Situ Cisanti]] di wilayah [[Kabupaten Bandung]]. Namun demikian, berbagai anak sungai dari kabupaten bertetangga juga menyatukan alirannya ke CitarumCi Tarum, seperti [[Ci Kapundung]] dan [[Ci Beet]]. Aliran kemudian mengarah ke arah barat, melewati [[Majalaya, Bandung|Majalaya]] dan [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]], lalu berbelok ke arah barat laut dan utara, menjadi perbatasan [[Kabupaten Cianjur]] dengan [[Kabupaten Bandung Barat]], melewati [[Kabupaten Purwakarta]], dan terakhir [[Kabupaten Karawang]] (batas dengan [[Kabupaten Bekasi]]). Sungai ini bermuara di [[Ujung Karawang]].
 
Berikut ini adalah sebagian dari anak sungai yang mengalir ke CitarumCi Tarum:
{{col-css3-begin|3}}
* Ci Beet
Baris 34:
{{col-css3-end}}
 
== CitarumCi Tarum dalam sejarah ==
 
Dalam perjalanan [[sejarah Sunda]], CitarumCi Tarum erat kaitannya dengan [[Kerajaan Taruma]], kerajaan yang menurut catatan-catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti pernah ada pada [[abad ke-4]] sampai [[abad ke-7]]. Komplek bangunan kuna dari abad ke-4, seperti di [[Situs Batujaya]] dan [[Situs Cibuaya]] menunjukkan pernah adanya aktivitas permukiman di bagian hilir. Sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu dari abad ke-1 Masehi juga ditemukan di bagian hilir sungai ini.
 
Sejak runtuhnya Taruma, CitarumCi Tarum menjadi batas alami [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh|Galuh]], dua kerajaan kembar pecahan dari Taruma, sebelum akhirnya bersatu kembali dengan nama Kerajaan Sunda.
 
CitarumCi Tarum juga disebut dalam [[Naskah Bujangga Manik]], suatu kisah perjalanan yang kaya dengan nama-nama geografi di [[Pulau Jawa]] dari abad ke-15.
 
== Pemanfaatan ==
Sejak lama CitarumCi Tarum dapat dilayari oleh perahu kecil. Penduduk di sekitarnya memanfaatkan sumberdaya perikanan di sungai ini, baik secara tradisional dengan cara [[memancing]] atau [[menjala]], atau dengan membudidayakan ikan dalam [[keramba jaring apung]] di [[waduk]] dan bendungan.
 
Karena banyaknya debit air yang dialirkan oleh sungai ini, maka dibangun tiga waduk (danau buatan) sebagai [[Pembangkit Listrik Tenaga Air]] ([[PLTA]]) dan juga untuk irigasi persawahan di sungai ini:
# [[PLTA Saguling]] di wilayah hulu [[daerah aliran sungai|DAS]] CitarumCi Tarum
# [[PLTA Cirata]] di wilayah tengah, dan
# [[PLTA Ir. H. Djuanda]] atau lebih dikenal sebagai PLTA Jatiluhur, di wilayah hilir.
 
Air dari CitarumCi Tarum dimanfaatkan sebagai pasokan air minum untuk sebagian penduduk Jakarta. Irigasi di wilayah Subang, Karawang, dan Bekasi juga dipasok dari aliran sungai ini. Pengaturannya dilakukan sejak Waduk Jatiluhur.
 
=== Pencemaran sungai ===
Keadaan lingkungan sekitar CitarumCi Tarum telah banyak berubah sejak paruh kedua dasawarsa 1980-an. [[Industri|Industrialisasi]] yang pesat sejak akhir 1980-an di kawasan sekitar sungai ini telah menyebabkan menumpuknya limbah buangan pabrik-pabrik di CitarumCi Tarum.<ref name="daily-mail">[http://www.dailymail.co.uk/pages/live/articles/news/worldnews.html?in_article_id=460077&in_page_id=1811 "Is this the world's most polluted river?"], ''[[Daily Mail]]'', 5 Juni 2007</ref>
 
Setiap musim hujan wilayah Bandung Selatan di sepanjang CitarumCi Tarum selalu dilanda [[banjir]]. Setelah kejadian banjir besar yang melanda daerah tersebut pada tahun 1986, pemerintah membuat proyek normalisasi sungai CitarumCi Tarum dengan mengeruk dan melebarkan sungai bahkan meluruskan alur sungai yang berkelok. Tetapi hasil proyek itu nampaknya sia-sia karena setelahnya tidak ada perubahan perilaku masyarakat sekitar, sehingga sungai tetap menjadi tempat pembuangan sampah bahkan limbah pabrik pun mengalir ke CitarumCi Tarum. Bertahun kemudian, keadaan sungai bahkan bertambah buruk, sempit dan dangkal, penuh sampah, dan di sebagian tempat airnya pun berwarna hitam pekat.
 
===Biota sungai===
[[Berkas:Barb gonio 080525 9625 ltn.jpg|thumb|[[Genggehek]] (''Mystacoleucus marginatus''), salah satu jenis ikan yang menghilang dari [[Waduk Jatiluhur]] ]]
Puluhan jenis [[ikan]] hidup di CitarumCi Tarum. Di lingkungan [[Waduk Jatiluhur]] saja, Kartamihardja (2008) mencatat keberadaan 20 [[spesies]] ikan. Dan angka ini sebetulnya telah berubah menyusut dalam kurun waktu 40 tahun (1977-2007); pada awalnya tercatat sebanyak 34 spesies dengan komposisi 23 spesies asli dan 11 pendatang (introduksi).<ref>{{aut|Kartamihardja, E.S.}} 2008. [http://www.iktiologi-indonesia.org/jurnal/8-2/04_0001.pdf Perubahan komposisi komunitas ikan dan faktor-faktor penting yang memengaruhi selama empat puluh tahun umur Waduk Ir. Djuanda]. ''Jurnal Iktiologi Indonesia'' Vol. '''8'''(2): 67-78</ref>
 
Perubahan ekosistem, dari aliran sungai yang relatif dangkal dan deras menjadi lingkungan waduk yang dalam dan tenang, jelas mempengaruhi keberadaan jenis-jenis ikan. Akan tetapi jenis-jenis yang menghilang dari waduk masih mempunyai kemungkinan bertahan di bagian lain CitarumCi Tarum. Catatan ringkas yang diperoleh sebuah [[lembaga swadaya masyarakat|LSM]] pemerhati CitarumCi Tarum, masih mendapati puluhan jenis ikan dari berbagai lokasi di sungai ini<ref>{{aut|Budiman, Y.}} 2011. [http://www.citarum.org/upload/knowledge/document/LOWRES_FINAL_Ikan_di_Citarum.pdf ''Berkenalan dengan ikan di Sungai Citarum'']. Laporan foto 2008-2011. Enclave Conservation. 22 hal</ref>. Meskipun demikian, hingga saat ini memang belum tersedia data yang memadai menyangkut keanekaragaman, penyebaran, dan populasi ikan-ikan di CitarumCi Tarum ini.
 
== Referensi ==