Pasir Berbisik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 2 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q4186666
k clean up, replaced: Filem → Film using AWB
Baris 25:
| imdb_id = 0292171
}}
'''''Pasir Berbisik''''' adalah sebuah [[film]] [[Indonesia]] tahun [[2001]] yang disutradarai [[Nan Achnas]].
 
== Plot ==
Baris 31:
Daya ([[Dian Sastrowardoyo]]) adalah seorang gadis muda yang hidup disebuah perkampungan miskin dekat wilayah pantai bersama ibunya Berlian ([[Christine Hakim]]) yang bekerja sebagai penjual jamu. Ayah Daya, Agus ([[Slamet Rahardjo|Slamet Rahardjo Djarot]]) adalah seorang dalang wayang kecil yang menghilang saat Daya masih kecil. Ketidakberadaan Agus membuat Berlian membesarkan Daya sendirian di tengah kampung yang jauh dari peradaban modern, menjadikan Berlian sebagai ibu yang sangat protektif, apalagi Daya kini sudah menjadi seorang gadis. Daya yang terkungkung dari sosial dan kerap membayangkan kehadiran sang ayah. Dalam keanehannya, Daya sering menelungkupkan diri ke sebuah tanah pasir, ia selalu mengira pasir berbisik kepadanya. Daya juga mengharapkan, saat ayahnya pulang, Daya bisa ikut dengannya untuk pergi, jauh dari ibunya. Di kampung itu, terjadi sebuah teror tak lazim, dimana banyak orang meninggal dan rumah terbakar, hal itu membuat banyak orang berpindah. Suatu hari, sekelompok orang entah dari mana menyerang kampung tersebut. Daya dan Berlian segera membawa perbekalan dan pakaian secukupnya untuk kabur dari kampung. Mereka berjalan tak tentu arah, Berlian teringat perkataan adiknya yang kini menjadi penari ronggeng keliling, bahwa tempat yang paling aman dekat kampung adalah Pasir Putih.
 
Daya dan Berlian akhirnya bisa bermukim di Pasir Putih dengan menempati satu gubuk yang kosong. Saat Berlian membuka warung jamu, seorang pria bernama Suwito (Didi Petet) yang berprofesi sebagai tukang jual-beli, berkenalan dengan Berlian dan terpikat secara rahasia dengan Daya. Daya berteman dengan seorang gadis sebayanya yang bernama Sukma ([[Dessy Fitri]]). Sukma berkata bahwa ia tahu saat orang baru datang, berkat pasir. Sukma dan Daya belajar dengan kakek Sukma ([[Mang Udel]]). Suatu hari, Daya berjalan sendiri dan bertemu kelompok penari ronggeng dan bertemu Bu Lik nya. Bu Lik memberikan Daya sebuah baju ronggeng, dan sejak itu Daya menjadi suka menari. Karena keterlenaan Daya pada menari dengan baju ronggeng, diam-diam Berlian membakar baju itu, membuat Daya tambah sebal dengannya. Bu Lik akhirnya pergi, beserta rombongannya, ia memperingatkan Berlian bahwa apabila ia berperilaku keras kepada anaknya, anaknya akan pergi. Suatu malam, Agus pulang dan kembali ke rumah di Pasir Putih.
 
Reuni ini tidak disambut meriah oleh Berlian yang menyatakan bahwa ia sudah tidak membutuhkan Agus lagi. Agus dan Daya cepat menjadi keluarga lagi karena profil Agus yang menyenangkan. Dihadapan Daya dan Sukma, Agus mempraktekan cara menarik perhatian orang saat menyelenggarakan pertunjukan. Sepulangnya, Daya dan Sukma bermain di lading kering, tiba-tiba Sukma ambruk dan meninggal karena terjatuh dan kepalanya terantuk batu tajam. Tentulah Daya sangat kehilangan sahabatnya itu. Kemudian, Agus selama beberapa hari membawa Daya ke Suwito. Ternyata, Daya dilecehkan oleh Suwito setelah Suwito memberikan Agus sebungkus rokok mahal. Daya menjadi trauma dan jatuh sakit.
Baris 46:
* [[Dik Doank]] sebagai Pemberontak
== Penghargaan ==
* ''Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury's Special Award For Most Promising Director untuk Festival FilemFilm Asia Pacific 2001''
* ''Festival Film Asiatique Deauville 2002 - Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik''
* ''Festival Film Antarabangsa Singapura ke-15- Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik''