Suku Dayak Ngaju: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dekagerzon (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Dekagerzon (bicara | kontrib)
k revisi
Baris 58:
 
Lambat laun, Kaharingan mempunyai tempat ibadah yang dinamakan ''[[Balai Basarah]]'' atau ''Balai Kaharingan''. Kitab suci agama mereka adalah ''[[Panaturan]]'' dan buku-buku agama lain, seperti ''Talatah Basarah'' (Kumpulan Doa), ''Tawar'' (petunjuk tatacara meminta pertolongan Tuhan dengan upacara menabur beras), dan sebagainya.
 
Dewasa ini, suku Dayak sudah diperbolehkan mencantumkan agama Kaharingan dalam [[Kartu Tanda Penduduk]].{{cn}} Dengan demikian, suku Dayak yang melakukan upacara perkawinan menurut adat Kaharingan, diakui pula pencatatan perkawinan tersebut oleh negara. Hingga tahun 2007, Badan Pusat Statistik Kalteng mencatat ada 223.349 orang penganut Kaharingan di Indonesia.{{cn}}
 
Tetapi di [[Malaysia Timur]] ([[Sarawak]] dan [[Sabah]]), nampaknya kepercayaan Dayak ini tidak diakui sebagai bagian umat beragama [[Hindu]], jadi dianggap sebagai masyarakat yang belum menganut suatu agama apapun. Pada tanggal 20 April 1980 Kaharingan dimasukan ke dalam agama Hindu Kaharingan.<ref name="Masihkah Indonesia">{{id}}{{cite book|first=A. Budi| last=Susanto | url=http://books.google.com/books?id=QyXg_GDYCdMC&lpg=PA224&dq=kahayan&hl=id&pg=PA244#v=onepage&q=kahayan&f=false | title=Masihkah Indonesia | publisher=Kanisius | year=2007 | isbn=9792116575}}ISBN 978-979-21-1657-1</ref> Organisasi alim ulama Hindu Kaharingan adalah [[Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan]] (MBAHK) yang pusatnya di [[Kota Palangka Raya]], [[Kalimantan Tengah]].