G.K.R. Mangkubumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Albert Christian (bicara | kontrib)
Ygyid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
|full name= [[Gusti Kanjeng Ratu Pembayun]]
|image =Ratu_Pembayun.jpg
|caption=Ratu Pembayun pada bulan OktoberOctober 2011
|spouse = [[Pangeran Wironegoro]]
|issue= Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari
Baris 14:
|birth_place= [[Bogor]], [[Indonesia]]
}}
'''Gusti Kanjeng Ratu Pembayun''' adalah putri pertama dari pasangan [[Sri Sultan Hamengku Buwono X]] dengan [[Gusti Kanjeng Ratu Hemas]] dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
 
'''Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun''' adalah putri pertama dari pasangan [[Sri Sultan Hamengku Buwono X]] dengan [[Gusti Kanjeng Ratu Hemas]] dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
==Masa Kecil dan pendidikan==
 
Ratu Pembayun dibesarkan di Yogyakarta hingga usia SMA. Beliau sekolah di [[SMA BOPKRI 1 Yogyakarta]] sebum akhirnya pindah sekolah ke Singapore di [[International School of Singapore]]. Setelah Lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikanya di beberapa college di California sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di [[Griffith University]] Brisbane, Queenslaand. Australia
 
==Masa Kecil dan pendidikanPendidikan==
[[Ratu Pembayun]] dibesarkan di Yogyakarta hingga usia SMA. Beliau sekolah di [[SMA BOPKRI 1 Yogyakarta]] sebum akhirnya pindah sekolah ke Singapore di [[International School of Singapore]]. Setelah Lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikanya di beberapa college di California sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di [[Griffith University]] Brisbane, Queenslaand. Australia
 
==Pernikahan==
[[Ratu Pembayun]] menikah dengan [[Pangeran Wironegoro]] pada tanggal 28 Mei 2002. Berhubung beliau adalah putri tertua, maka pernikahan tersebut mendapat banyak perhatian dari publik. Pernikahan ini juga menjadi acuan bagi pernikahan-pernikahan adik-adiknya.
 
Sebelum menikah, sesuai dengan adat keraton, calon pengantin wanita menerima gelar dan nama baru dari sebelumnya Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari menjadi [[Gusti Kanjeng Ratu Pembayun]]. Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di keraton Yogyakarta. Sementara itu calon pengantin pria mendapat gelar [[Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro]]. Pada saat yang bersamaan, Ratu Pembayun juga diangkat sebagai pemimpin kegiatan keputren dan seluruh putri keturunan Sultan HB X. <ref>http://news.liputan6.com/read/33704/gra-nurmalitasari-menyandang-gelar-baru</ref>
Baris 28 ⟶ 30:
Sesuai dengan adat yang berlaku di Keraton, Sri Sultan Sendiri yang menikahkan puterinya dengan [[KPH Wironegoro]]. Prosesi "panggih" pernikahan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, termasuk Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] serta Duta-duta besar perwakilan negara-negara sahabat. <ref>http://www.tempo.co/read/news/2002/05/28/05811565/Presiden-dan-Pejabat-Tinggi-Negara-Hadiri-Pernikahan-Puteri-Sultan-HB-X</ref>. Sebagai Putri Raja, Ratu Pembayun melewati prosesi "pondongan" dalam prosesi panggih dimana mempelai pria dibantu salah seorang paman dari mempelai wanita [[GBPH Yudhaningrat]] memondong (mengangkat) mempelai wanita sebagai simbol "meninggikan" posisi seorang istri. Beberapa berita melaporkan bhw prosesi panggih ini diliputi oleh suasana "magis" berkaitan dengan angin kencang yang bertiup di dalam tembok keraton serta petir yang menggelegar di siang hari bolong<ref>http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120</ref>
 
Usai panggih, kedua mempelai kemudian dikenalkan kepada masyarakat melalui prosesi "kirab". Sebagai putri pertama, Ratu Pembayun harus dikirab keliling benteng Keraton, menggunakan kereta pusaka Kanjeng Kyai Jongwiyat, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Prosesi Kirab yang sudah tidak pernah dilaksanakan lagi sejak jaman pemerintahan [[Sultan [[Hamengkubuwono VIII]] ini dihadiri oleh ratusan ribu warga yogyakarta. <ref>http://news.liputan6.com/read/34992/kirab-pengantin-keraton-yogyakarta-disambut-meriah</ref> Pernikahan agung Keraton Yogyakarta ini mengikuti tradisi yang dipertahankan sejak ratusan tahun dan diteruskan hingga adik-adik dari [[Ratu Pembayun]] yaitu [[Ratu Maduretno]], [[Ratu Hayu]] dan [[Ratu Bendoro]]
 
Pernikahan Ratu Pembayun dan [[Pangeran Wironegoro]] dikaruniai dua orang anak: 1) Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari Wironegoro dan 2)
Raden Mas Drasthya Wironegoro. Putri pertamanya "Artie" sudah cukup dewasa untuk menjalani upacara adat "tetesan" pada tanggal 22 Desember 2013. Upacara ini menandai bahwa seorang anak perempuan sudah menginjak dewasa. <ref>http://www.harianjogja.com/baca/2013/12/22/tetesan-putri-pembayun-jaga-kesehatan-sekaligus-lestarikan-budaya-476538</ref>
==Pekerjaan==
Selain aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, GKR Pembayun menjabat sebagai Direktur PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia (perusahaan [[rokok kretek]] yang dibangun untuk mengurangi angka pengangguran di [[Bantul]]) dan PT. Yarsilk Gora Mahottama, serta Komisaris Utama PT Madubaru.<ref name="kab">[http://kabare.jogja.com/?a=b1R5L0ZlWjNWRi9JblVkUmhOIHk%3D= Kabare Jogja Magazine: Kondhang : GKR Pembayun “Jadi Raja itu Nggak Enak”], 19 Juni 2006.</ref>

'''Konservasi Alam dan satwa liar'''
Dia juga bergabung dengan Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ) [[Kulonprogo|Kulonprogo, Yogyakarta]], untuk menyelamatkan satwa, khususnya [[orang utan]].<ref name="no">[http://www.tabloidnova.com/Nova/News/Varia-Warta/GKR-Pembayun-Makin-Tua-Makin-Bermakna/GKR Pembayun Makin Tua Makin Bermakna], 6 Maret 2012. Tabloid Nova. Rini.</ref><ref name="kl">[http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Ulang-Tahun-Ke-41-GKR-Pembayun-di-PPSJ_2621 kulonprogokab.go.id: Ulang Tahun Ke-41 GKR Pembayun di PPSJ], 24 Februari 2013.</ref> Dalam hal ini Ratu Pembayun berkerja sama dengan NGOs, private sector dan media dari Luxembourg. <ref>http://www.embassyofindonesia.eu/ambassador/?q=content/gusti-kanjeng-ratu-pembayuns-visit-luxembourg-protection-and-rehabilitation-orangutan</ref>. Tidak hanya orang utan, Ratu Pembayun juga aktif dalam usaha konservasi elang jawa yang menjadi inspirasi lambang negara Burung Garuda. <ref>http://www.indonesiapower.co.id/SitePages/NewsDetail.aspx?dN=551</ref>

'''Kepemudaan dan Remaja'''
Ratu Pembayun pernah menjabat sebagai Ketua Karangtaruna propinsi DIY selama 10 tahun (2002 - 2012)

Sebagai aktivis di bidang sosial, GKR Pembayun pernah mendapatkan penghargaan "Wanita Tak Terpatahkan" (Sunsilk Unbreakable Woman) atas usahanya untuk memberdayakan perempuan di desa-desa.<ref name="an">[http://www.antaranews.com/print/83092/blaze-at-sufi-shrine-triggers-violence-in-indian-kashmir Antaranews.com: GKR Pembayun Terima "Perempuan Tak Terpatahkan"].</ref>
 
Saat suaminya [[KPH Wironegoro]] mengawali kiprahnya di dunia politik, banyak pertanyaan apakah Ratu Pembayun akan mengikuti jejak suami dan ibunya. Pembayun menepis pertanyaan tersebut dengan menyatakan beliau lebih nyaman di pekerjaan sosial. <ref>http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/08/gkr-pembayun-emoh-berpartai-377147</ref>
 
'''Profesi/Pekerjaan'''
* Komisaris Utama PT Madubaru (PG/PS Madukismo)<ref name="kab">[http://kabare.jogja.com/?a=b1R5L0ZlWjNWRi9JblVkUmhOIHk%3D= Kabare Jogja Magazine: Kondhang : GKR Pembayun “Jadi Raja itu Nggak Enak”], 19 Juni 2006.</ref>
* Komisaris Utama PT Mataram Mitra Manunggal (BPR Mataram)
* Direktur Utama PT Yogyakarta Tembakau Indonesia (Industri Rokok) periode 2003-2008
* Komisaris Utama PT Yogyakarta Tembakau Indonesia
* Direktur Utama PT Yarsilk Gora Mahottama (Industri Sutera)
 
 
'''Jabatan Dalam Assosiasi dan Organisasi'''
Baris 50 ⟶ 66:
*2006–2010: Ketua Asosiasi Masyarakat Persuteraan Alam Liar Indonesia
*2006-2011:Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DIY 2006-2011
* 2012 - sekarang Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ)
 
==Peranan di Keraton==
Sebagai Putri tertua dan Lura Putri di lingkungan Kraton, Ratu Pembayun bertugas mengharmoniskan hubungan dengan adik-adiknya dan keluarga besar Keraton pada umumnya.<ref>http://www.koran-sindo.com/node/328807</ref> Jabatanya sebagai salah satu Penghageng juga menuntutnya untuk memimpin beberapa upacara adat di lingkungan Keraton. Menurutnya Keraton sebagai pusat kebudayaan harus menjadi saringan dari pengarus modernisasi yang tidak sesuai dengan budaya kita. Pada saat yang sama Keraton juga harus membuka diri dengan kemajuan zaman. Saat ditanya mengenai suksesi di lingkungan keraton, beliau menjawab "tergantung Bapak Saja"<ref>http://kabare.jogja.com/?a=b1R5L0ZlWjNWRi9JblVkUmhOIHk%3D%3D</ref>
 
 
 
==Referensi==
{{Reflist}}
 
==Pranala Luar==
[[Kategori:Keluarga kerajaan Yogyakarta]]
http://atdikbudlondon.com/2012/01/12/putri-gkr-pembayun-yogjakarta-jadi-provinsi-cyber-pertama/
[[Kategori:Yogyakarta]]
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Ulang-Tahun-Ke-41-GKR-Pembayun-di-PPSJ_2621
http://krjogja.com/read/197425/this-is-it-cokies-ubi-ungu-gkr-pembayun.kr
http://www.the-marketeers.com/archives/gkr-pembayun-ajak-anak-muda-manfaatkan-ti-untuk-dongkrak-turisme-.html#.UtWpH_131g0