Yusaf Rahman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
| birth_name =
| birth_date = <!-- {{Birth date and age|YYYY|MM|DD}} --> 4 Juni 1933
| birth_place = {{negara|Holland}} Muaro Labuah, [[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> 2005 (umur 72)
| death_place =
Baris 13:
| alma_mater =
| occupation = [[Seniman]], [[komponis]]
| known_for = Maestro Seni Musik Kontemporer Minang
| religion = [[Islam]]
| spouse = [[Sofyani Yusaf]]
| children = Yosi, Yovi, Yosa, Soni, Sandra, dan Sofi Yuanita
| parents = Badariah (ibu)
}}
 
'''Yusaf Rahman''' (lahir di Muaro Labuah, [[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]], [[Sumatera Barat]], 4 Juni 1933 - meninggal tahun 2005 pada umur 72 tahun) adalah seorang [[seniman]] [[Indonesia]] dari Sumatera Barat yang berprofesi sebagai [[musisi]], dan dikenal sebagai [[komponis]] [[musik Minang]] [[legendaris]]. Ia dipandang sebagai Maestro Seni Musik Kontemporer Minang. Yusaf bersama istrinya, [[Sofyani Yusaf]] merupakan pendiri ''Sofyani Dance and Music Ensemble Group'' pada tahun 1953.
 
== Riwayat ==
Yusaf Rahman lahir di Muaro Labuah, Sumatera Barat pada 4 Juni 1933. Ia merupakan anak sulung di antara duabelas orang bersaudara dari seorang ayah yang berprofesi sebagai [[mantri]] kesehatan (juru rawat kelas satu) yang juga pemain biola, dan seorang ibu yang bernama Badariah, seorang perempuan yang mahir bermain kecapi.
 
Walaupun belajar secara [[otodidak]], dengan memainkan sendiri berbagai alat musik tanpa diajari oleh seorang pun guru, namun karena darah seni yang diwarisi dari kedua orangtuanya, akhirnya Yusaf tetap mampu menjadi seorang musisi yang handal.
 
Yusaf yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian itu juga seorang yang kreatif dalam mengembangkan alat-alat musik dari bahan-bahan sederhana, dan selalu membawa perkakas, seperti pisau dan kikir untuk membuat alat musik tiup dari bambu dan pralon. Pada tahun 1968 ia berhasil mengembangkan tangga nada [[diatonis]] untuk [[talempong]] yang biasanya dimainkan dengan nada [[pentatonis]], yang kemudian dianggap sebagai suatu lompatan besar.
 
== Pautan luar ==