Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Penerjemah: bagian baru
Baris 84:
Terjemahan berbantuan computer (computer assisted translation/CAT) suatu bentuk terjemahan baku mesin computer atau baku program terjemahan. Akan didapat kemungkinan salah maksud dari apa yang dimaksud oleh pengarangnya. Karena itu penerjemah sedapatnya menguasai bahasa lisan, harian dan juga dialek dari bahasa asing itu.
Frofesi penerjemah merupakan profesi langka dan istimewa. Dengan bantuan penterjemah kita akan mendapat informasi teks bahasa yang dapat kita cerna walau datangnya dari bahasa asing, terlebih bahasa-bahasa asing yang bukan merupakan bahasa pengantar dunia.
 
== UNDANGAN, DIUNDANG, MENGUNDANG, UANG TRANSPORT, DAN KEPINGIN DIUNDANG DALAM KEGIATAN SASTRA SEBAGAI NARA SUMBER ATAU PELAKU ACARA. ==
 
UNDANGAN, DIUNDANG, MENGUNDANG, UANG TRANSPORT, DAN KEPINGIN DIUNDANG DALAM KEGIATAN SASTRA SEBAGAI NARA SUMBER ATAU PELAKU ACARA.
Marilah kita memulai dengan ‘undangan’ yakni sebuah ajakan dengan reaksi ya atau tidak datang. Kemudian ‘diundang’ memiliki makna sama (ajakan dengan reaksi ya atau tidak datang) namun bernilai penghargaan dari si pengundang. Kemudian ‘mengundang’ memiliki makna sama (ajakan dengan reaksi ya atau tidak datang) ini bernilai penghargaan dari kita sebagai pengundang. Namun ‘mengundang’ berisi ajakan oleh si pengundang untuk hadir. Mengundang berarti menghargai yang diundang. Penghargaan ini pertama diberikan dengan memberikan undanga. Artinya mengundang saja juga sudah merupakan memberikan penghargaan.
Tamu yang datang dari mengundang merupakan tanggung jawab ‘tuan rumah’ (pengundang). Namun demikian penghargaan terhadap tamu tergantung dari bagaimana pengundang menghargai tamunya.
Orang yang mengundang memiliki tanggung jawab terhadap tamunya, sedang orang yang diundang akan merasa dihargai bila ia diposisikan sebagai tamu yang diundang. penghargaan terhadap tamu yang diundang tergantung juga pada bagaimana pengundang memiliki tanggungjawab sebagai ‘tuan rumah’.
Jadi ada titik berat/beban pengundang (majikan) jika ia mengundang seseorang. Karena itu lebih baik tidak mengundang jika tidak bisa menghargai yang diundang.
Di Indonesia hal mengenai undangan, diundang dan mengundang terkesan banyak disepelekan oleh masyarakat. Contohnya mengenai undangan resepsi pernikahan atau khitanan. Dari mulai undangan, jamuan sampai hal aneh yakni yang diundang diharapkan mengisi kotak sumbangan.
Kembali dalam hal kegiatan sastra, hal mengenai undang-mengundang bermakna luas. Suatu ketika seseorang ingin menjadi pemberitaan publik , tanpa orang yang menyaksikan tak mungkin ia menjadi buah bibir orang. Ketidak percayaan diri akan kehadiran publik (penonton/pengunjung) menjadikan ia mengundang tamu. Begitu juga ketika membutuhkan penguat akan pemberitaan publik dalam kegiatannya, ia pun mengundang tamu (yakni pembicara/ pelaku acara) atau kebutuhan ini biasanya pengundang memberikan penghargaan yang tinggi terhadap yang diundang. Disamping menyediakan jamuan juga fasilitas dan uang trasport serta honorarium yang membuat puas yang diundangnya.
Suatu ketika lagi, ada sebuah acara sastra yang ‘pede’ karena acara tersebut merupakan acara yang dibutuhkan publik maka panitia (tuan rumah) memberikan undangan pada masyarakat dengan cukum menggunakan selebaran, yang artinya ‘tidak memaksa’ pada acara seperti ini biasanya tuan rumah memberikan penghargaan pada tamunya secara wajar saja.
Undangan untuk pembicara dan pelaku acara biasanya merupakan penghargaan utama bagi panitia, karena kehadiran mereka adalah pendukung suksesnya acara. Oleh karena itu penghargaan tampak berlebih dari tamu undangan lain.
Nah disini , untuk dapat dimengerti oleh semua. Walau mungkin seseorang hadir dengan kapasitas (menurut pengakua diri) adalah seorang yang tinggi kedududkannya namun pada acara itu bukan sebagai pelaku acara atau orang yang dibutuhkan kehadirannya maka penghargaannya tetap bahaimana tuan rumah menghargai tamunya, beda dengan orang yang dibutuhkan sebagai pendukung suksesnya acara.
Kemudian hal ‘diundang’ untuk menjadi pembicara atau pelaku acara adalah suka-suka panitia. Karenanya tidak salah jika ada acara dengan pembicara yang kurang berbobot atau pelaku acara yang kurang membuat penonton tertarik. Suka-suka panitia terkandung arti tujuan acara, dan mengukur anggran biaya.
Terakhir untuk menjadi pelaku acara dalam sebuah kegiatan ini tentu orang lain melihat kapasitas yang diundang. Jika kita dibutuhkan mungkin kita dihargai, jika tidak dibutuhkan mungkin juga diabaikan. Menjadi figur publik memerlukan tahapan dan tangga menuju itu. Yang perlu dan mendasar agar ‘diundang’ oleh mereka sebagai pembicara atau pelaku acara atau dibutuhkan oleh tuan rumah sebagai pensukses acara adalah kita harus baik kepada semua orang.*** rg bagus warsono 27-11-13