Ateisme: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
merapikan using AWB
Rotlink (bicara | kontrib)
k fixing dead links
Baris 102:
Ateisme [[aksiologi]]s atau konstruktif menolak keberadaan tuhan, dan sebaliknya menerima keberadaan "kemutlakan yang lebih tinggi" seperti [[kemanusiaan]].<!-- The previous wikilink is a disambig. page. Someone redirect it to human race, human nature, etc., etc. --> Ateisme dalam bentuk ini menganggap kemanusiaan sebagai sumber mutlak etika dan nilai-nilai, dan mengizinkan individu untuk menyelesaikan permasalahan moral tanpa bergantung pada Tuhan. Marx, Nietzsche, Freud, dan Sartre semuanya menggunakan argumen ini untuk menyebarkan pesar-pesan kebebasan, [[Übermensch]], dan kebahagiaan tanpa kekangan.<ref name = "Zdybicka-p20"/>
 
Salah satu kritik yang paling umum terhadap ateisme adalah bahwa menolak keberadaan Tuhan akan membawa pada [[relativisme moral]], menyebabkan seseorang tidak bermoral ataupun tidak memiliki dasar etika,<ref name="misconceptions">{{cite web |url=http://www.americanchronicle.com/articles/viewArticle.asp?articleID=12346 |title=Common Misconceptions About Atheists and Atheism |accessdate=2006-10-21 |last=Gleeson |first=David |year=2006 |publisher=''American Chronicle''|archiveurl=http://archive.is/GJ9U|archivedate=2012-12-04}}</ref> atau membuat hidup tidak berarti dan menyedihkan.<ref>{{harvnb|Smith|1979|p=275}}. "Perhaps the most common criticism of atheism is the claim that it leads inevitably to moral bankruptcy."</ref> [[Blaise Pascal]] memaparkan argumen ini pada tahun 1669.<ref>[[Blaise Pascal|Pascal, Blaise]] (1669). ''[[Pensées]]'', II: "The Misery of Man Without God".</ref>
 
== Demografi ==