Katapel pesawat terbang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k M. Adiputra memindahkan halaman Ketapel pesawat terbang ke Katapel pesawat terbang: ejaan baku
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{wikify|date=Desember 2013}}
{{terjemah|Inggris}}
[[Berkas:CdG-photo173.jpg|300px|jmpl]]
[[Berkas:Deutsches Museum - Katapult K 2 (Modell).JPG|300px|jmpl]]
[[Berkas:CdG-photo115.jpg|300px|jmpl]]
'''KetapelKatapel pesawat terbang''' adalah alat yang digunakan untuk meluncurkan pesawat dari kapal -khususnya operator- sebagai pesawat bentuk dibantu lepas landas. Ini terdiri dari track yang dibangun ke dalam dek penerbangan, di bawahnya yang merupakan piston besar atau shuttle yang terpasang melalui trek ke gigi hidung pesawat, atau dalam beberapa kasus tali kawat disebut kekang ketapelkatapel melekat pada pesawat dan shuttle katapel.
 
==Deskripsi==
Baris 10 ⟶ 11:
Kapal induk modern bisa berlayar pada kecepatan 30-40 knots, artinya kecepatan angin yang bertiup diatas geladak kapal hampir sama dengan kecepatan pesawat baling-baling F-4B yang melaju dengan kecepatan 50 knots. Jadi, untuk tinggal landas, pilot tinggal memacu pesawatnya menentang arah angin sehingga roda pesawat cepat terangkat.
 
===KetapelKatapel pesawat terbang===
Masalah jadi berubah ketika para ahli perang berniat mengusung jet tempur ke atas geladak. Jet tempur memiliki karakteristik yang berbeda. Umumnya jet tempur membutuhkan kecepatan yang sangat tinggi, diatas 150 knot. Dengan segala kemampuannya, sulit bagi jet tempur untuk mencapai kecepatan tinggal landasnya itu dalam jarak tidak lebih dari 100 meter. Untuk itu dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk mempercepat akselerasi pesawat. Alat ini dikenal sebagai ketapelkatapel.
 
Sebetulnya system ketapelkatapel sudah dikembangkan sejak perang dunia. Ketika itu telah pula diterapkan pada pesawat berbaling-baling. Hanya saja ketika itu teknologinya masih sangat sederhana.pada masa awal perkembangannya, ketapelkatapel ketapelkatapel kapal induk diuji dengan dart, torpedo bomber yang ngetop pada tahun 1952.
 
Pada perkembangannya, system ketapelkatapel model rel ini dinilai kurang efisien karena untuk menerbangkan sebuah pesawat saja memerlukan waktu yang lama. Akibatnya berkembang ketapelkatapel model baru yang antara lain dikembangkan oleh AL AS. Sistem baru ini menempatkan alat pelontar diatas geladak. Dan system ini berkembang menjadi ketapelkatapel bertenaga hidrolik.
 
Pada kapal induk USS Nimitz, perangkat pelontar dari jenis C-13 yang mampu melontarkan pesawat seberat 40 ton dari posisi diam ke kecepatan 300 km/jam hnya dalam waktu 2 detik. Dalam teknologi yang baru ini, pada siang hari awak geladak bisa melontarkan dua pesawat setiap setengah sampai satu menit. Pada malam hari satu pesawat setiap satu menit.