Filioque: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul ) |
|||
Baris 3:
== Penjelasan mengenai Kredo Nicea ==
Mengikuti [[Yohanes 15|Yoh 15:26b]], [[Konsili Konstantinopel Pertama]] pada tahun [[381]] memodifikasi pernyataan [[Konsili Nicea Pertama]] tahun [[325]] dengan menyatakan bahwa [[Roh Kudus]] "keluar dari Sang Bapa". Konsili ini tidak membahas secara khusus mengenai asal
Bilamana berpikir tentang [[Allah]] sebagai Bapa, Putera, dan Roh Kudus ([[Trinitas]]), umat Kristiani mengikuti [[Yesus]] ([[Injil Matius|Mat 28:19]]), sejak awal telah membuat pembedaan-pembedaan penting. Sang Putera dan Roh Kudus dikatakan berasal-usul abadi dari Sang Bapa; Sang Putera, Logos Ilahi yang kekal itu ([[Injil Yohanes|Yoh 1:1]]) "di''generasi''kan" ("dilahirkan" atau "diperanakkan") dari Sang Bapa, sedangkan Roh Kudus "keluar" dari Sang Bapa. Pernyataan-pernyataan ini dibuat dalam pengertian hakikat Allah yang kekal, atau "sebelum segala abad" dalam kata-kata Kredo Nicea.
Di satu pihak, Kredo Nicea dan Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Sang Putera serta Sang Bapa; jadi, tidak ada pernyataan bahwa ada asal
Di lain pihak, meskipun Perjanjian Baru mengajarkan bahwa ada hubungan antara Sang Anak dan Roh Kudus, keilahian Sang Anak dan Roh Kudus tidak sepenuhnya jelas dari Kitab Suci semata. Banyak teolog secara historis tidak teryakinkan oleh naskah-naskah Kitab Suci, dan bersedia mengutip Kitan Suci untuk membela penyangkalannya akan Trinitas.
Baris 16:
Gereja Timur berkeberatan atas versi Barat, karena menurut pemahaman mereka, kedudukan Roh Kudus menjadi lebih rendah daripada kedudukan Sang Putera ([[Yesus Kristus]]); apabila dikatakan bahwa Roh Kudus itu keluar dari Sang Bapa semata, maka kedudukannya dengan Sang Putera menjadi setara.
Gereja Barat di lain pihak menekankan pada persekutuan kodrati antara Bapa dan Putera. Menurut tata aturan abadi antara pribadi-pribadi ilahi dalam persekutuan kodratiNya, Bapa adalah asal
Penambahan ''Filioque'' itu sendiri dilatarbelakangi oleh perkembangan sejarah Gereja di Barat dalam menghadapi sisa-sisa pengikut [[Arianisme]] yang menolak keilahian Yesus Kristus. Penambahan filioque menegaskan keilahian Yesus. Jadi, jika memang hal ini yang melatarbelakangi penyisipan klausa ''filioque'' dalam Kredo Nicea-Konstantinopel itu, maka penyisipan itu sejak semula tidak dimaksudkan untuk menyerang Gereja Timur.
Baris 32:
=== Sebagai tambahan pada Kredo Nicea ===
Meskipun sejak lama sudah ada indikasi-indikasi tentang asal
Jadi ''Filioque'' diperkenalkan di Barat pertama kali di [[Spanyol]], kemudian di [[Gallia]], namun tidak di [[Roma]], dan bukan oleh inisiatif Sri Paus, karena itu tidaklah akurat jika dikatakan, sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa sejarawan, bahwa "Gereja Katolik" (secara keseluruhan) memperkenalkan ''filioque'' ke dalam [[Misa]]. Gereja-Gereja Timur, misalnya [[Gereja Maronit]] yang sepenuhnya merupakan bagian dari Gereja Katolik, tidak pernah menggunakan ''filioque''. Lagi pula frasa tersebut dipergunakan secara luas di Barat, mengikuti bahasa dari para Bapa Latin, di luar Misa, khususnya di Spanyol dan Gallia. Jadi, lebih akurat jika dikatakan bahwa ''filioque'' adalah sebuah ungkapan yang terdapat dalam [[Ritus Latin|Gereja Latin]]. Bagaimanapun juga, pada milenium pertama, yang disebut sebagai "Gereja Katolik" itu ''adalah'' Gereja Kristiani yang mencakup baik Gereja Timur maupun Gereja Barat.
Baris 121:
# Bahwasanya, di kemudian hari, dengan adanya kemajuan dalam saling memahami yang telah timbul dalam dasawarsa-dasawarsa terakhir, umat Ortodoks dan Katolik berhenti memberi label bidaah pada tradisi-tradisi dari pihak lain dalam hal prosesi Roh Kudus.
# Bahwasanya para teolog Ortodoks dan Katolik makin jelas membedakan antara identitas ilahiah dan hipostatis dari Roh Kudus (yang merupakan suatu dogma yang diterima oleh Gereja-Gereja kami) dan cara Roh Kudus berasal-usul, yang masih menunggu resolusi ekumenis yang sepenuhnya dan bersifat final.
# Bahwasanya pihak-pihak yang terlibat dalam dialog mengenai isu tersebut membedakan, sedapat mungkin, isu-isu teologis mengenai asal
# Bahwasanya dialog teologis antara Gereja-Gereja kami juga secara hati-hati membicarakan status dari konsili-konsili mutakhir yang diadakan dalam kedua Gereja kami setelah ketujuh konsili yang secara umum diterima sebagai konsili ekumenis.
# Bahwasanya Gereja Katolik, sebagai konsekuensi dari nilai dogmatis yang normatif dan yang tak terbatalkan dari Kredo tahun 381, hanya menggunakan naskah Yunani asli dalam membuat terjemahan-terjemahan Kredo tersebut bagi keperluan katekese dan liturgi.
|