Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
Baris 25:
Alkimia mencakup beberapa tradisi filsafat yang tersebar selama empat ribu tahun dan tiga benua, dan ketertarikan umum mereka pada bahasa yang penuh sandi dan perlambangan menyulitkan kita melacak hal-hal yang memengaruhi dan hubungan "genetisnya".
 
Kita dapat membedakan sedikitnya dua benang utama, yang tampaknya tidak bercampur, setidaknya pada tahap-tahap awal: [[alkimia Tiongkok]], berpusat di [[Tiongkok]] dan wilayah pengaruh budayanya; dan [[alkimia Barat]], yang pusatnya berpindah-pindah antara [[Mesir]], [[Yunani]] dan [[Roma]], dunia [[Islam]], dan akhirnya kembali ke [[Eropa]]. [[Alkimia Tiongkok]] berkaitan erat dengan [[Taoisme]], sementara [[alkimia Barat]] mengembangkan sistem filsafatnya sendiri, yang hanya sedikit berkaitan dengan agama-agama besar Barat. Masih belum terjawab apakah kedua benang ini memiliki asal- usul yang sama, atau sejauh apa mereka saling memengaruhi.
 
=== Alkimia dan Astrologi ===
Baris 43:
 
=== Alkimia di Mesir Kuno ===
Alkimiawan Barat umumnya menelusur asal- usul seni mereka ke [[Mesir Kuno]]. [[Metalurgi]] dan [[mistisisme]] bertautan erat di dunia kuno, karena perubahan bijih kusam menjadi [[logam]] berkilau pasti bagi mereka serupa sihir, yang dikuasai suatu aturan misterius. Oleh karena itu, diperkirakan alkimia di Mesir Kuno dikuasai oleh kelas pendeta.
 
Kota [[Iskandariyah]] di Mesir adalah pusat pengetahuan alkimia, dan tetap diagungkan hingga setelah keruntuhan budaya Mesir Kuno sekalipun, selama masa-masa Yunani dan Romawi. Sayangnya, hampir tak ada dokumen Mesir asli tentang alkimia yang masih tersisa sekarang. Andaikan ada, tulisan-tulisan itu kemungkinan besar hilang ketika [[Kaisar Romawi|Kaisar]] [[Diocletian]] memerintahkan pembakaran buku-buku alkimia setelah meredam pemberontakan di Iskandariyah ([[296]]), yang merupakan pusat alkimia Mesir. Alkimia Mesir sebagian besar dikenal melalui tulisan para filosof kuno (Helenisme) [[Yunani]], yang sekarang hanya tersisa sebagai terjemahan Islam.
Baris 140:
Paracelsus merintis penggunaan zat kimia dan mineral dalam bidang kedokteran, dan menulis "Banyak orang berkata bahwa alkimia bertujuan membuat emas dan perak. Bagiku, tujuan alkimia bukan itu, melainkan untuk mempelajari kebaikan dan kekuatan yang terkandung dalam obat" (Edwardes, h. 47). Pandangan hermetisnya adalah bahwa penyakit dan kesehatan dalam tubuh bergantung pada keselarasan antara manusia si mikrokosm dan Alam si makrokosm. Ia memakai pendekatan yang berbeda dengan para pendahulunya, yakni menggunakan analogi ini bukan dalam rangka pemurnian-jiwa, tetapi dengan maksud bahwa manusia harus memiliki keseimbangan mineral tertentu dalam tubuhnya, dan bahwa penyakit-penyakit tubuh tertentu dapat disembuhkan dengan obat tertentu (Debus & Multhauf, p.6-12). Meskipun upayanya mengobati penyakit dengan obat seperti air raksa mungkin tampak keliru dari sudut pandang modern, gagasan dasarnya tentang obat kimiawi ternyata bertahan diuji waktu.
 
Di [[Inggris]], topik alkimia dalam masa ini sering dikaitkan dengan Dokter [[John Dee]] ([[13 Juli]] [[1527]] – [[Desember]] [[1608]]), yang lebih dikenal sebagai [[astrolog]], kriptografer, dan "konsultan ilmiah" umum bagi [[Ratu Elizabeth I]]. Dee dipandang sebagai ahli karya-karya [[Roger Bacon]], dan cukup tertarik pada alkimia sehingga menulis buku tentang topik ini (''Monas Hieroglyphica'', [[1564]]) dengan pengaruh [[Kabala]]. Teman Dee, [[Edward Kelley]] — yang mengklaim bercakap-cakap dengan [[malaikat]] melalui bola kristal dan memiliki bubuk yang dapat mengubah [[air raksa]] menjadi [[emas]] — mungkin merupakan asal- usul citra charlatan-alkimiawan yang banyak dikenal.
 
Di antara alkimiawan-alkimiawan lain pada masa ini, yang patut dicatat adalah [[Michal Sedziwoj|Michał Sędziwój]] (''Michael Sendivogius'') ([[1566]] - [[1636]]), seorang alkimiawan berkebangsaan [[Polandia]], [[filosof]] dan dokter, perintis ilmu kimia. Ia mengasumsikan bahwa udara mengandung [[oksigen]], 170 tahun sebelum [[Karl Wilhelm Scheele|Scheele]] dan [[Joseph Priestley|Priestley]], dengan menghangatkan nitre ([[saltpetre]]). Dia menganggap gas yang dihasilkannya sebagai "minuman kehidupan".