Kehendak Tuhan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- diantara + di antara )
Baris 3:
== Kehendak Tuhan menurut Islam ==
{{Main|Takdir|Qadha|Qadar}}
Kehendak Allah atau Iradah Allah adalah salah satu sifat dari [[Asma’ wa shifat|sifat-sifat Allah]] di dalam akidah Islam dan termasuk [[Tauhid Rububiyah|Rububiyah-Nya (''Lordship'')]]. Allah berkehendak akan terjadinya (atau tidak terjadinya) sesuatu terhadap makhluknya. Memahami kehendak Allah ini merupakan bagian dari beriman kepada takdir Allah, Qadha dan Qadar-Nya. Umat Islam meyakini bahwa segala yang terjadi di alam ini adalah dalam kehendak dan dengan sepengetahuan Allah,<ref>"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." http://quran.com/25/2</ref> dan tidak ada satupun peristiwa yang terjadi di luar kehendak Allah dan Allah tidak mengetahuinya. Allah melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.<ref>"Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai." http://quran.com/21/23</ref> Dia tidaklah mewujudkan sesuatu kecuali sebelumnya telah menghendaki-Nya. Apapun yang dikehendaki-Nya dan dilakukan-Nya adalah selalu bersifat baik dan terpuji, sedangkan perbuatan ciptaannya kadang perbuatan terpuji dan kadang tercela.<ref>"Hai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zhalim dan perbuatan zhalim itu pun Aku haramkan diantaradi antara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling berbuat zhalim! Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan! Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yg Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian! Hai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada malam & siang hari, sementara Aku akan mengampuni segala dosa & kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu! Hai hamba-Ku, kamu sekalian tak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yg terdahulu dan orang-orang yg belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yg paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yg terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yg paling buruk, maka hal itu sedikitpun tak akan mengurangi kekuasaan-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yg terdahulu dan orang-orang yg belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tak akan mengurangi kekuasaan yg ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yg menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan. Hai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab (adakan perhitungan) untuk kalian sendiri & kemudian Aku akan berikan balasannya. Barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan barang siapa yg mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri." ([[Hadits Qudsi]], HR. [http://www.lidwa.com/app/?k=muslim&n=4674 Muslim no. 2577], At-Tirmizi no. 2495, Ibnu Majah no. 4257, dan [[Musnad Ahmad|Ahmad]] 20860).</ref>
 
Barangsiapa meyakini bahwa manusia melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri tanpa adanya kehendak takdir Allah, atau bahwa Allah hanya menciptakan kebaikan namun tidak menakdirkan kejahatan, maka orang tersebut sama saja mengatakan adanya pencipta lain selain Allah, yaitu pencipta kejahatan.<ref>"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". http://quran.com/37/96</ref>