Vitalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 30:
Konsep vitalisme pada ilmu kimia dapat dilihat kembali pada Jons Jacob Berzelius yang menyebutkan bahwa pada pembagian organik dan anorganik ''vital force'' hanya ada pada ikatan organik.
Vitalisme memainkan peran penting pada sejarah ilmu kimia karena ini memberikan perbedaan mendasar antara bahan organik dan anorganik, mengikuti pendapat Aristoteles yang menyatakan perbedaan antara kingdom mineral dan kingdom tumbuhan dan hewan. Pemikiran mendasar yaitu bahwa materi organik berbeda secara mendasar dengan materi anorganik. Kemudian ahli kimia penganut vitalisme memprediksikan materi organik tidak dapat disintesis atau dibuat dari materi anorganik. Akan tetapi karena perkmbangan teknik kimia, Friedrich Wohler dapat membuat urea dari komponen anorganik pada tahun 1828.
Penemuan lebih lanjut terus menyingkirkan kebutuhan untuk “''vital force''” proses kehidupan lebih banyak diajarkan dari istilah-istilah kimia dan fisika. Namun, akun kontemporari tidak mendukung kepercayaan bahwa vitalisme mati, ketika Wohler membuat urea. Sebagai sejarawan ilmu Peter J.Ramberg menyebutnya, berasal dari sejarah populer kimia diterbitkan pada 1931. mengabaikan semua kepura-puraan akurasi sejarah, berubah menjadi perang Wohler yang terjadi setelah mensintesis produk alami yang akan membantah vitalisme dan mengangkat selubung ketidaktahuan, sampai" suatu sore keajaiban terjadi " Namun dipada tahun 1845, Adolph Kolbe sukses dalam mebuat asam asetat dari komponen anorganik, dan dipada tahun 1850an Marcellin Berthelot mengulang percobaan untuk beberapa komponen anorganik lain. dalam retrospeksi. Pekerjaan adalah awal dari akhir hipotesis vitalis Berzelius, tetapi hanya dalam retrospeksi, seperti yang telah ditunjukkan Ramberg.
Faktanya, beberapa pikiran pakar ilmiah terbesar terus menyelidiki kemungkinan sifat yang berguna. Louis Pasteur, tidak lama setelah terkenal dari [http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/02/asal-usul-kehidupanteori-generatio-spontaneateori-evolusi-biokimia/ Generatio Spontanea], melakukan beberapa percobaan bahwa ia merasa mendukung konsep penting dari kehidupan. Menurut Bechtel, pasteur "fermentasi dipasang ke dalam sebuah program yang lebih umum menggambarkan reaksi khusus yang hanya terjadi dalam organisme hidup”. Ini merupakan fenomena penting dan tidak bisa diuraikan. Pada tahun 1858 ,Pasteur menunjukkan bahwa fermentasi hanya terjadi ketika sel-sel hidup dan ada.
 
Baris 48:
 
Sejumlah fisikawan mulai menganjurkan vitalisme. Niels Bohr adalah salah satu yang pertama yang menunjukkan bahwa hukum khusus tidak ditemukan dalam benda mati dapat beroperasi dalam organisme. Dia memikirkan bahwa undang-undang sejalan dengan hukum fisika kecuali untuk yang terbatas pada organisme. Erwin Schrodinger mendukung dengan ide yang mirip, seperti milik Walter M. Elsasser and Eugene Wigner.
John Scott Haldane mengaodpsi sebuah pendekatan anti-mekanis kepada biologi dan filosofi idealisme pada awal karirnya. Haldane melihat pekerjaannya sebagai indikasi dari kepercayaannya bahwa teleologi merupakan konsep yang penting dalam biologi. Sudut pandangnya dikenal luas bersamaan dengan buku pertamanya ''Mechanism, life, and personality'' dipada tahun 1993. Haldane meminjam argumen dari vitalist untuk melawan mekanisme : bagaimanapun juga, dia bukan merupakan vitalis dan da bersikeras bahwa sudut pandang Hans Driesch mengenai entelechy tidak dapat diterima dan itu tidak konsisten dengan hukum konservasi energi. Haldane mempermasalahkan organisme sebagai dasar dari biologi “kami melihat organisem sebagai mahluk yang mengatur hidupnya sendiri”, “setiap upaya untuk menganalisaya menjadi komponen-komponen yang dapat mereduksi penjelasan mekanis yang melanggar pusat dari percobaan ini”. Kerja dari Haldane memiliki pengaruh pada organisism.
Mulai tahun 1930, vitalisme banyak dijatuhkan oleh banyak biologis. Pada 1931 John Scott Haldane menyatakan :
“Biologis memiliki hampi semua vitalisme yang diabaikan sebagai pengetahuan yang diyakini”