Kacang-kacangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
 
==Sejarah==
Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan sejak lama. Kacang ''[[Vicia faba]]'' telah menjadi bahan pangan di [[Afghanistan]] dan kaki gunung [[Himalaya]] dengan cara dikumpulkan, jauh sebelum budaya bercocok tanam dimulai.<ref>Kaplan, pp. 27.</ref> Budidaya kacang ''Vicia faba'' dimulai di [[Thailand]] sejak milenium ke 7 SM.<ref>{{cite journal|pmid=17742735|year=1969|last1=Gorman|first1=CF|title=Hoabinhian: A pebble-tool complex with early plant associations in southeast Asia|volume=163|issue=3868|pages=671–3|doi=10.1126/science.163.3868.671|journal=Science}}</ref> Kacang ini juga menjadi bagian dari artifak makam di kebudayaan [[Mesir Kuno]]. Hingga milenium ke dua sebelum masehi, kacang ini telah tersebar hingga ke Eropa.<ref>Daniel Zohary and Maria Hopf ''Domestication of Plants in the Old World'' Oxford University Press, 2012, ISBN 0199549060, p. 114.</ref>
 
Di benua Amerika, kacang-kacangan telah didomestikasikan di [[Peru]] dan bertanggal milenium ke dua SM.<ref name=Chazan/>
 
Kacang yang kini paling banyak dimakan, dari genus ''[[Phaseolus]]'', berasal dari benua Amerika dan tercatat oleh ekspedisi Columbus selama penjelajahannya ke [[Bahama]]. Lima jenis ''Phaseolus'' didomestikasikan sebelum kedatangan Columbus, yaitu ''[[Phaseolus vulgaris]]'', ''[[Phaseolus lunatus]]'', ''[[Phaseolus acutifolius]]'', ''[[Phaseolus coccineus]]'', dan ''[[Phaseolus polyanthus]]''.<ref>Kaplan, p. 30.</ref>
 
==Toksin==
Beberapa jenis kacang yang masih mentah, terutama [[kacang merah]], mengandung toksin [[lektin]] [[fitohaemagglutinin]] yang dapat dirusak rantai proteinnya dengan cara memasaknya dengan cara merebusnya di air mendidih setidaknya selama 10 menit.<ref name=FDA>{{cite web|publisher=United States [[Food and Drug Administration]]|accessdate=2009-07-11 |url=http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/FoodborneIllness/FoodborneIllnessFoodbornePathogensNaturalToxins/BadBugBook/ucm071092.htm |title=Foodborne Pathogenic Microorganisms and Natural Toxins Handbook: Phytohaemagglutinin |work= [[Bad Bug Book]]| archiveurl= http://web.archive.org/web/20090709183309/http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/FoodborneIllness/FoodborneIllnessFoodbornePathogensNaturalToxins/BadBugBook/ucm071092.htm| archivedate= 9 July 2009 | deadurl= no}}</ref> Memasak kacang merah pada temperatur yang rendah tidak merusak toksin.<ref name=FDA />
 
Kacang-kacangan merupakan sumber protein utama masyarakat [[Kenya]], [[Malawi]], [[Tanzania]], [[Uganda]], dan [[Zambia]]. [[Fermentasi]] dilakukan di berbagai tempat di [[Afrika]] untuk membersihkan toksin. Fermentasi juga meningkatkan nilai nutrisi dari tepung kacang dan meningkatkan kemudahan mencerna kacang.<ref>Summary: [http://www.scidev.net/fr/climate-change-and-energy/tsunami/news/actualit-s-d-afrique-sub-saharienne-en-bref-du-25-.html Fermentation 'improves nutritional value of beans'] (Sub Saharan Africa page, Science and Development Network website). Paper: [http://www3.interscience.wiley.com/journal/119409208/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0 Influence of natural and controlled fermentations on α-galactosides, antinutrients and protein digestibility of beans (Phaseolus vulgaris L.)]</ref>
 
== Referensi ==