Kalender Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan keterangan nama bulan, hari dan pekan
merapikan penomoran makna bulan, hari, pekan
Baris 64:
|}
Nama-nama bulan tersebut adalah sebagai berikut :
12.# WujalaWaranaBesarSura, artinya kosongrijal
 
1.# WaranaWadanaSuraSapar, artinya rijalwiwit
2.# WadanaWijanggaSaparMulud, artinya wiwitkanda
3.# WijanggaWiyana Bakda Mulud, artinya kandaambuka
4.# WiyanaWidada •Jumadi Bakda MuludAwal, artinya ambukawiwara
5.# WidadaWidarpa •Jumadi AwalJumadi Akhir, artinya wiwararahsa
6.# WidarpaWilapaJumadi AkhirRejep, artinyaartiya rahsapurwa
7.# WilapaWahanaRejepRuwah, artiyaartinya purwadumadi
8.# WahanaWananaRuwahPasa, artinya dumadimadya
9.# WananaWuranaPasaSawal, artinya madyawujud
10.# WuranaWujanaSawalSela, artinya wujudwusana
11.# WujanaWujalaSelaBesar, artinya wusanakosong
12. Wujala • Besar, artinya kosong
=== Keterangan ===
* Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Sela atau Apit. Nama-nama ini merupakan peninggalan nama-nama Jawa Kuno untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai ''Hapit Lemah''. Sela berarti [[batu]] yang berhubungan dengan lemah yang artinya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
Baris 181 ⟶ 180:
 
Nama-nama tahun tersebut adalah sebagai berikut :
# Purwana • Alip, artinya ada-ada (mulai berniat)
 
1.# PurwanaKaryanaAlipEhe, artinya ada-adatumandang (mulai berniatmelakukan)
2.# KaryanaAnamaEheJemawal, artinya tumandanggawe (melakukanpekerjaan)
3.# AnamaLalanaJemawalJe, artinya gawelelakon (pekerjaanproses, nasib)
4.# LalanaNgawanaJeDal, artinya lelakonurip (proses, nasibhidup)
5.# NgawanaPawakaDalBe, artinya uripbola-bali (hidupselalu kembali)
6.# PawakaWasanaBeWawu, artinya bola-balimarang (selalu kembalikearah)
7.# WasanaSwasanaWawuJimakir, artinya marangsuwung (kearahkosong)
8. Swasana • Jimakir, artinya suwung (kosong)
== Pembagian pekan ==
[[Berkas:Javanese week.jpg|thumb|right|Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa]]
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama [[dwiwara]], [[triwara]], [[caturwara]], pañcawara ([[pancawara]]), [[sadwara]], [[saptawara]], [[astawara]] dan [[sangawara]]. Zaman sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di pulau [[Bali]] dan di [[Tengger]], pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
 
Pekan yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Gerakan (solah) dari bulan terhadap bumi berikut adalah nama dari ke tujuh nama hari tersebut :
1.# Radite • Minggu, melambangkan meneng (diam)
2.# Soma • Senen, melambangkan maju
3.# Hanggara • Selasa, melambangkan mundur
4.# Budha • Rabu, melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
5.# Respati • Kamis, melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
6.# Sukra • Jumat, melambangkan munggah (naik ke atas)
7.# Tumpak • Sabtu, melambangkan temurun (bergerak turun)
 
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai ''pasar'' oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
# [[Legi]]
Baris 211 ⟶ 208:
 
Hari-hari pasaran merupakan posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut :
1.# Kliwon • Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
2.# Legi • Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
3.# Pahing • Pahit, melambangkan madep (menghadap)
4.# Pon • Petak, melambangkan sare (tidur)
5.# Wage • Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
 
Kemudian sebuah [[pekan]] yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, memiliki sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu [[wuku]] dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua kemungkinannya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan.
 
Penampakan bulan dalam penanggalan jawa :
1.# Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan menjadi lebih besar dan lebih terang.
 
# Tanggal 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami istri.
1. Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan menjadi lebih besar dan lebih terang.
2.# Tanggal 1415 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan masih penuh melambangkantapi sudah ada tanda dewasaukuran yangdan telahcahayanya bersuamisedikit istriberkurang.
3.# Tanggal 1520 bulan Jawa dinamakan purnamapanglong, bulan masih penuh tapiorang sudah ada tanda ukuran danmulai cahayanyakehilangan sedikitdaya berkurangingatannya.
4.# Tanggal 2025 bulan Jawa dinamakan panglongsumurup, orang sudah mulai kehilangandiurus dayahidupnya ingatannyaoleh orang lain kembali seperti bayi layaknya.
5.# Tanggal 2526 bulan Jawa dinamakan sumurupmanjing, orangdimana sudahhidup mulaimanusia diuruskembali hidupnyaketempat oleh orang lain kembaliasalnya sepertimenjadi bayirijal layaknyalagi.
7.# Sisa hari sebanyak empat atau lima hari melambangkan saat dimana rijal akan mulai dilahirkan kembali kekehidupan dunia yang baru.
6. Tanggal 26 bulan Jawa dinamakan manjing, dimana hidup manusia kembali ketempat asalnya menjadi rijal lagi.
7. Sisa hari sebanyak empat atau lima hari melambangkan saat dimana rijal akan mulai dilahirkan kembali kekehidupan dunia yang baru.
 
== Referensi ==
* Pigeaud, Th., [[1938]], ''Javaans-Nederlands Woordenboek''. [[Groningen]]-[[Batavia]]: J.B. Wolters